Sabtu 03 Feb 2024 07:45 WIB

Sepekan, Merapi Luncurkan 143 Kali Guguran Lava

Merapi mengalami intensitas kegempaan yang cukup tinggi.

Luncuran lava pijar Gunung Merapi terlihat dari Desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Rabu (24/1/2024). Menurut data BPPTKG telah terjadi Awan panas Guguran durasi 186.28 detik pada tanggal 24 Januari 2024 pukul 15:56 WIB dengan jarak luncur maksimal 1.800 meter ke arah barat daya (kali Bebeng).
Foto: ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
Luncuran lava pijar Gunung Merapi terlihat dari Desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Rabu (24/1/2024). Menurut data BPPTKG telah terjadi Awan panas Guguran durasi 186.28 detik pada tanggal 24 Januari 2024 pukul 15:56 WIB dengan jarak luncur maksimal 1.800 meter ke arah barat daya (kali Bebeng).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta tercatat meluncurkan guguran lava sebanyak 143 kali ke arah selatan dan barat daya selama sepekan, terhitung sejak 26 Januari sampai dengan 1 Februari 2024.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso mengatakan guguran lava pijar sebanyak tiga kali meluncur ke Kali Boyong sejauh maksimal satu kilometer dan 140 kali mengarah ke hulu Kali Bebeng sejauh maksimal 1.700 meter.

Baca Juga

"Suara guguran terdengar tiga kali dari Pos Babadan dengan intensitas kecil," kata Agus dalam laporan yang diterima di Jakarta, Sabtu, (3/2/2024). BPPTKG mencatat bahwa guguran lava pekan ini mengalami peningkatan sebanyak tiga kali lipat dari pekan sebelumnya pada periode 19-25 Januari 2024. Saat itu guguran lava tercatat muncul sebanyak 47 kali ke arah hulu Kali Bebeng sejauh 1,5 kilometer.

Selain guguran lava, BPPTKG juga mencatat ada awan panas guguran sebanyak 10 kali mengarah ke barat daya (Hulu Kali Bebeng) dengan jarak luncur maksimal 2.400 meter. Jumlah awan panas pekan ini cenderung menurun bila dibandingkan awan panas pada pekan lalu yang tercatat sebanyak 19 kali.

Agus menyampaikan, morfologi kubah barat daya mengalami perubahan akibat aktivitas guguran lava dan awan panas guguran tersebut. Sedangkan, morfologi kubah tengah relatif tetap. “Aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif,” ujarnya.

Sepanjang 26 Januari hingga 1 Februari 2024, Gunung Merapi mengalami intensitas kegempaan yang cukup tinggi sebanyak 10 kali gempa awan panas guguran, empat kali gempa vulkanik dangkal, 108 kali gempa fase banyak, 871 kali gempa guguran, dan satu kali gempa tektonik.

Potensi bahaya Gunung Merapi saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan–barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal lima kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal tujuh kilometer. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal tiga kilometer dan Sungai Gendol lima kilometer.

Sedangkan, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak. "Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas di dalam daerah potensi bahaya,” pungkas Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement