Ahad 17 Oct 2010 07:42 WIB

PPP Tuding LSI Lakukan Rekayasa Hasil Survei

Massa PPP, ilustrasi
Massa PPP, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,MAKASSAR--Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan, Ali Hardi Kiai Demak menuding hasil survei Lingkar Survei Indonesia yang menempatkan hanya lima partai politik yang diinginkan masyarakat di pemilu 2014 telah direkayasa.

"Itu adalah strategi bagi kaum liberalis, oportunis yang mau mengeliminir partai yang berazaskan Islam. Satu-satunya partai yang betul-betul berazaskan Islam saat ini hanya PPP," katanya saat membuka acara Rapat Koordinasi DPW PPP Sulsel di Makassar, Sabtu.

Ia mengemukakan, ada yang ingin menjatuhkan PPP karena tinggal satu-satunya partai Islam yang masih konsisten dengan semua calon dan perwakilannya di parlemen adalah ummat Islam.

Ali mengatakan tidak percaya bangsa Indonesia yang dihuni 88 persen umat Islam tidak menginginkan partai Islam.

Sementara Ketua DPW PPP Sulsel, HM Amir Uskara menyebut rilis survei LSI tidak bisa dipercaya karena bisa didesain sedemikian rupa untuk kepentingan-kepentingan tertentu. "Kalau hasil survei LSI, jangan sampai ada yang mengakal-akali agar PPP ditinggalkan. Karena PPP satu-satunya partai yang benar-benar murni," ujarnya.

Amir mengimbau kader PPP dan pengurus DPW, DPC, dan Majelis Ta`lim yang hadir di acara tersebut menyampaikan kepada umat Islam Sulsel akan pentingnya memiliki partai berasaskan Islam.

"Itu pula alasan bagi kami menggelar halal bil halal dan rapat koordinasi di sekretariat, agar ibu-ibu majelis ta`lim mengingat PPP pada pemilu nanti, bukan karena kami tidak mampu membayar hotel," tuturnya.

Ketua Umum DPP PPP Suryadharma Ali juga meragukan hasil survei yang menyatakan masyarakat lebih mempercayai partai sekuler daripada partai Islami.

Suryadharma malah bertanya-tanya apakah partai-partai yang non Islam itu ketika mereka berkuasa telah membawa bangsa dan masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang makmur dan sejahtera.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement