REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj segera mengajak bicara Pengurus Wilayah NU Jatim. Ini terkait keberatan PWNU Jatim pasca-Muktamar ke-32 NU di Makassar pada Maret lalu.
"Ya, (PWNU Jatim) akan saya ajak bicara secara santri. Masalah itu akan saya bicarakan dengan Rais Aam dan Katib Syuriah PBNU pada 31 Mei mendatang," katanya di Surabaya, Kamis.
Ia mengemukakan hal itu, setelah menyampaikan kuliah umum tentang "Refleksi Hari Kebangkitan Nasional" di hadapan mahasiswa IAIN Sunan Ampel Surabaya. Didampingi Ketua PBNU H Saifullah Yusuf (wagub Jatim), ia mengaku belum menerima surat resmi dari Rais Syuriah PWNU Jatim KH Miftachul Akhyar tentang keberatan itu.
"Setiap pascamuktamar pasti ada masalah. Tapi biasanya akan hilang sendiri, karena NU itu bukan milik saya atau siapa pun, tapi milik Allah SWT," ujarnya.
Dalam kuliah umum yang dipandu Rektor IAIN Surabaya Prof Nur Syam MA itu, ia menegaskan bahwa dirinya juga pernah kalah menjadi Ketua Umum PBNU dalam Muktamar di Lirboyo, Kediri. "Tapi, kalau dikembalikan kepada jatidiri NU akan selesai," kata putra seorang ulama di Cirebon, Jawa Barat, yang pernah "nyantri" di Lirboyo (Kediri) dan Krapyak (Yogyakarta) itu.
Senada dengan itu, Ketua PBNU H Saifullah Yusuf menyatakan warga NU itu tidak pernah mempersoalkan jabatan dalam muktamar, tapi pengabdian kepada ulama. "Kalau ada yang mempersoalkan jabatan berarti yang bersangkutan tidak memikirkan NU, tapi jabatan," ucap Wagub Jatim itu.
Ketika menjawab pertanyaan mahasiswa IAIN Surabaya tentang polemik struktur kepengurusan PBNU, Said Aqil Siradj menegaskan bahwa jabatan sebagai pengurus itu datang dari Allah SWT. "Saya bukan 'darah biru' dan bisa menjadi Ketua Umum PBNU karena Allah SWT. Saya menjadi ketua umum karena mereka yang 'berdarah biru' sibuk berpolitik dengan menjadi menteri, kepala daerah, dan semacam itu," katanya sambil tersenyum.
Sebelumnya, PWNU Jatim menolak struktur kepengurusan PBNU periode 2010-2015, karena ada perubahan dibandingkan dengan struktur dari hasil rapat formatur. "Hasil rapat sudah kami sampaikan ke PBNU dalam bentuk surat kepada Rais Aam dan Ketua Umum PBNU untuk melakukan revisi," papar Sekretaris PWNU Jatim HM Masyhudi Muchtar MBA di Surabaya (12/5)