REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR--Ketua Perencanaan Monitoring dan Evaluasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr Rosichon Ubaidillah, mengeluhkan dana penelitian di lembaganya yang sangat minim.
''Dana penelitian di LIPI sangat minim, dari Rp 490 miliar yang diberikan pemerintah tiap tahun, hanya 30 persen untuk penelitian, sisanya digunakan untuk biaya rutin seperti gaji dan perawatan,'' ungkapnya.
Ditemui di Pusat Penelitian (Puslit) Biologi LIPI, kompleks Cibinong Science Center (CSC) Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rosichon menyatakan, kondisi tersebut sudah berlangsung sejak 1998. Sebelumnya, alokasi dana yang diberikan diperuntukkan bagi gaji hanya 30 persen dan 70 persen untuk penelitian.
''Kini kondisi ini sudah berbalik, anggaran lebih banyak terserap untuk bayar gaji dan perawatan dan sisanya untuk penelitian. Nilai ini tidak cukup untuk sebuah penelitian,'' keluhnya.
Menurut Rosichon, minimnya anggaran penelitian ini berdampak tidak baik bagi dunia penelitian di Indonesia. Ia menyebutkan, minimnya dana penelitian akan menurunkan kualitas penelitian. ''Karena biaya penelitian semakin tinggi, sementara dana yang diberikan sangat minim sehingga target output yang kita sasar tidak tercapai maksimal,'' jelasnya.
Ia mengkhawatirkan kondisi ini karena akan membuat Indonesia kalah bersaing dari negara tetangga. ''Indonesia tidak hanya akan kalah dengan Malaysia atau Singapura tapi dengan Vietnam, negara Indonesia akan jauh tertinggal,'' cemasnya.