REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA--Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah) menyarankan PBNU mengajak bicara Pengurus Wilayah NU Jawa Timur yang masih mempersoalkan susunan kepengurusan PBNU.
"PBNU perlu menggunakan 'soft power', bukan 'hard power', yaitu dialog dengan PWNU Jatim," katanya saat dihubungi wartawan dari Jakarta, Rabu.
Gus Sholah mengemukakan hal itu menanggapi pernyataan Ketua PBNU Syaifullah Yusuf yang mengancam membekukan PWNU Jatim yang mewacanakan Muktamar Luar Biasa (MLB), karena menilai penyusunan PBNU melanggar Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) NU.
Gus Sholah menyatakan DIRINYA tak setuju dengan MLB, meski ada aturannya di dalam AD/ART, namun juga tak sependapat dengan ancaman pembekuan tersebut. "Apa iya PBNU berhak membekukan PWNU? Yang berhak membekukan PWNU Jatim itu PCNU (pengurus cabang)," kata salah seorang kandidat ketua umum PBNU dalam muktamar di Makassar, Maret lalu, itu.
Dikatakannya, pembekuan pengurus wilayah baru bisa dilaksanakan jika cabang-cabang mendukung pembekuan itu dalam forum konferensi luar biasa. "Tapi kalau PCNU mendukung PWNU berarti pembekuan tak bisa dilakukan, dan PBNU harus menerima itu," katanya.
Pada bagian lain Gus Sholah mengakui, aturan soal keterlibatan tim formatur dalam penyusunan kepengurusan PBNU, yang dipermasalahkan PWNU Jatim, memang multitafsir.
Pada satu sisi bisa ditafsirkan penyusunan PBNU harus dilakukan rais aam dan ketua umum selaku mandataris muktamar bersama tim formatur, namun pada sisi lain bisa ditafsirkan keberadaan tim formatur hanya membantu mandataris muktamar