REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Partai Amanat Nasional (PAN) di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), menyodorkan duet Ganjar Pranowo dan Erick Thohir. Ketua Umum DPP PAN, Zulkifli Hasan bahkan menyerahkan keputusan akhirnya kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Direktur Eksekutif Parameter Politik, Adi Prayitno menilai, mayoritas pemilih PAN hari ini menginginkan partai berlambang matahari itu mengusung orang-orang dari lingkar dalam Jokowi. Terutama, setelah PAN memutuskan bergabung dalam pemerintahan Jokowi.
Adi melihat, sosok Ganjar Pranowo dan Erick Thohir dinilai oleh PAN sebagai bagian dari pemerintahan Presiden Jokowi. Artinya, dapat meneruskan program-program Jokowi yang sudah berjalan selama hampir 10 tahun terakhir.
"Karena Jokowi sudah membangun infrastruktur, jangan sampai itu tidak dilanjutkan oleh penerusnya," kata Adi di Jakarta, Rabu (1/3). Menurut dia, pernyataan Jokowi di Rakornas PAN sangat lantang menegaskan, PAN jangan sampai salah arah menentukan koalisi.
Secara tersirat, pesan itu menyatakan jangan berkoalisi dengan partai yang berbeda dari Jokowi. Pesan lainnya yang tersirat ditangkap, lanjut Adi, agar PAN tidak berkoalisi dengan dengan partai yang mengusung politik identitas. Pasalnya, Presiden Jokowi dalam sejumlah kesempatan menegaskan untuk tidak menggunakan politik identitas.
PAN menyatakan, keberlanjutan gagasan dan program pemerintahan yang sudah berjalan penting bisa diteruskan. Menurut Adi, Erick merupakan sosok yang dianggap memiliki variabel penting kalau disandingkan dengan Ganjar. "Erick relatif mendapatkan sambutan bagus sebagai pasangan yang layak dicoba untuk Pilpres 2024," ujar Adi.
Artinya, selain menangkap pesan politik yang diinginkan oleh Jokowi, PAN ada kepentingan agar pada 2024 memiliki wakil presiden yang kemudian diklaim sebagai bagian dari kader PAN. Hal itu pula yang diisyaratkan kepada Jokowi. "Pandai betul ini PAN membaca momentum, pandai betul membaca suasana hatinya Jokowi," kata Adi.
Adi menambahkan, Erick Thohir nyaman dan kondusif dengan PAN. Selain itu, ketua umum PSSI itu memiliki pula visi ekonomi yang sama dengan PAN. Meski begitu, keputusan PAN tentu harus dirembuk lagi dengan Golkar dan PPP yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).