Selasa 31 Jan 2023 14:31 WIB

Jabar Disebut Provinsi Intoleran, Ridwan Kamil: Tidak Bisa Disimpulkan Begitu

Gubernur Ridwan Kamil sebut Jabar tidak bisa disimpulkan sebagai provinsi intoleran.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Bilal Ramadhan
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sebut Jabar tidak bisa disimpulkan sebagai provinsi intoleran.
Foto: Dok. Biro Adpim Jabar
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sebut Jabar tidak bisa disimpulkan sebagai provinsi intoleran.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyangkal anggapan sekelompok orang yang menyebutkan Jabar provinsi intoleran. Melalui akun media sosial pribadinya, Ridwan Kamil menyuguhkan data hasil survei yang menunjukkan Jabar provinsi toleran.

"Dinamika sosial antara penganut agama di lapangan terkadang ada dan viral, namun itu sifatnya sporadis dan terjadi di banyak tempat, namun tidak bisa disimpulkan bahwa terjadi budaya intoleransi secara umum," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil di akun IG-nya, dikutip, Selasa (31/1/2023).

Baca Juga

Emil mengatakan, berdasarkan hasil survei publik yang mengukur praktik keseharian warga Jabar menyebutkan bahwa mayoritas menerima keberagaman. "Mayoritas menerima keberagaman dengan semua nilai-nilai Pancasila yang ada di dalamnya," katanya.

Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Jabar Iip Hidayat mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan lembaga Indonesian Politic Research and  Consulting (IPRC) melakukan survei tentang toleransi di Jabar, untuk mencari tahu apakah anggapan sebagian kelompok yang menyatakan Jabar intoleran itu benar atau tidak. 

"Kita lakukan survei di sembilan kabupaten/kota, sementara mereka kelompok yang menyatakan Jabar intoleran itu surveinya di tiga kabupaten/ kota. Hasilnya ya seperti yang Pak Gubernur sampaikan di IG-nya bahwa Jabar toleran," papar Iip.

Iip menjelaskan bahwa survei IPRC tahun 2023 ini akan diperluas ke 27 kabupaten_ kota atau seluruh Jabar, agar hasilnya nanti lebih real. "Mudah-mudahan hasil surveinya bisa kita rilis di akhir bulan Maret nanti," katanya.

Menurutnya, upaya yang telah, sedang, dan akan dilakukan Bakesbangpol untuk menjaga toleransi di antaranya menggelar dialog antarsuku dan agama terutama di kalangan milenial.

"Salah satunya kita gelar secara rutin Jambore Kebangsaan. Para pesertanya kaum milenial dari suku dan agama yang berbeda yang ada di Jawa Barat. Di situ kita diskusi problem solving dan lain-lain dengan menghadirkan berbagai narasumber agar lebih terarah," paparnya.

Hasilnya, menurut Iip, cukup signifikan mengubah pola pikir kaum milenial di Jabar menjadi lebih terbuka wawasan, lebih moderat dan tidak emosional.

Selain Jambore Kebangsaan, Bakesbangpol juga telah melakukan kegiatan lain untuk memupuk toleransi dan persatuan, seperti Jambore Ormas, Duta Bela Negara, Bangkit Milenial Fest.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement