Rabu 17 Dec 2025 14:20 WIB

Benarkah Lingkungan Kerja yang Bising Turunkan Kinerja Guru? Riset UBSI Ungkap Buktinya

Kebisingan menurunkan efektivitas penyampaian materi.

Mahasiswa Prodi Manajemen UBSI mengungkapkan hasil penelitian mengenai tingkat kebisingan dengan kinerja guru di SMP Muhamamdiyah 26 Jakarta.
Foto: UBSI
Mahasiswa Prodi Manajemen UBSI mengungkapkan hasil penelitian mengenai tingkat kebisingan dengan kinerja guru di SMP Muhamamdiyah 26 Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Benarkah lingkungan kerja yang bising dapat menurunkan kinerja guru?

Pertanyaan ini menjadi sorotan setelah penelitian mahasiswa Program Studi (Prodi) Manajemen Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) menemukan bahwa kondisi ruang belajar yang kurang kondusif, khususnya kebisingan memiliki pengaruh signifikan terhadap performa guru di SMP Muhammadiyah 26 Jakarta.

Dalam penelitian tersebut, kebisingan terbukti mengganggu fokus, menurunkan efektivitas penyampaian materi, serta berdampak pada kualitas interaksi guru dan siswa.

Riset yang dilakukan Fadiyah Suriani, Misnya Tutik, Nadhilla Putri Shabil, dan Ryan Darmawan ini berangkat dari fakta bahwa 12 dari 31 guru di sekolah tersebut memiliki kinerja di bawah rata-rata. Fadiyah menelusuri dua faktor utama yang diduga menjadi penyebabnya: disiplin kerja dan lingkungan kerja.

Menurut Fadiyah, dengan pendekatan kuantitatif asosiatif dan melibatkan seluruh guru sebagai responden, penelitian ini memberikan gambaran empiris mengenai bagaimana kondisi kerja memengaruhi produktivitas guru.

‘’Hasilnya menunjukkan bahwa lingkungan kerja termasuk tingkat kebisingan, kenyamanan ruang kelas, pencahayaan, serta tata ruang, berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja guru," jelas Fadiyah dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu (17/12/2025).

Dari hasil penelitian yang telah dipublikasikan ini, guru yang mengajar di ruang kelas yang tenang, tertata, dan bebas gangguan cenderung menunjukkan kinerja lebih baik dalam penguasaan materi, pengelolaan kelas, hingga penyampaian pembelajaran.

Sebaliknya, kebisingan yang berasal dari aktivitas luar ruangan, lalu lintas sekitar, maupun kurangnya fasilitas peredam suara terbukti mengurangi konsentrasi dan efektivitas mengajar.

Ia melanjutkan, selain faktor lingkungan, disiplin kerja juga terbukti berperan penting. Guru dengan tingkat kedisiplinan tinggi terutama terkait kehadiran, ketepatan waktu, dan pemenuhan tugas menunjukkan performa lebih optimal dibandingkan guru yang kurang konsisten.

Hal ini menguatkan bahwa kinerja tidak hanya ditentukan kondisi fisik ruang kerja, tetapi juga manajemen waktu dan komitmen profesional.

Berdasarkan temuan itu, tim peneliti memberikan sejumlah rekomendasi konkret kepada sekolah. Antara lain, pemindahan ruang kelas yang sering digunakan agar menjauhi sumber kebisingan, pemasangan peredam suara, serta perbaikan fasilitas pendukung kenyamanan belajar.

Untuk aspek disiplin, sekolah disarankan melakukan sosialisasi rutin, memperkuat mekanisme reward and punishment, serta memastikan aturan diterapkan secara adil.

Muhammad Abdullah, dosen pembimbing mengatakan penelitian merupakan hasil dari project based learning (PBL) yang diterapkan dalam pembelajaran di UBSI sebagai Kampus Digital Kreatif untuk melatih mahasiswa melihat persoalan nyata di lapangan dan mengukurnya secara ilmiah.

"Melalui PBL, kami ingin mahasiswa tidak hanya paham teori, tetapi juga berani turun langsung mengidentifikasi masalah, seperti bagaimana kebisingan di lingkungan kerja bisa memengaruhi fokus dan performa guru,” tutupnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement