Ahad 07 Dec 2025 18:40 WIB

Bencana Sumatera Disebut Lampaui Tsunami 2004, Eks BRR Aceh-Nias Ingatkan Pentingnya Usaha Ekstra

Bencana Sumatera memerlukan penanganan lebih.

Warga menyeberangi jembatan darurat  di Tanjung Raya, Agam, Sumatera Barat, Jumat (5/12/2025). Akses jalan darat di kawasan sekeliling Danau Maninjau yang sempat terputus akibat banjir bandang di lima titik pada Kamis (27/12) lalu saat ini telah bisa dilalui menggunakan sepeda motor.
Foto: ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan
Warga menyeberangi jembatan darurat di Tanjung Raya, Agam, Sumatera Barat, Jumat (5/12/2025). Akses jalan darat di kawasan sekeliling Danau Maninjau yang sempat terputus akibat banjir bandang di lima titik pada Kamis (27/12) lalu saat ini telah bisa dilalui menggunakan sepeda motor.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Bencana Sumatera 2025 ini sudah melampaui tsunami 2004. Hal ini ditinjau dari luas landaan wilayah-wilayah yang terdampak.

“Kalau di-impose, wilayah landaan bencana Sumatera luasannya setara dengan pulau Jawa-Madura-Bali,” kata eks Deputi Kelembagaan dan SDM Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh-Nias, Sudirman Said.

Baca Juga

Said berbicara dalam forum terbuka Sarasehan Daring Pemulihan Andalas. Tajuknya: “Pembelajaran dari Aceh-Nias: Rekoleksi Pengetahuan". Sarasehan digelar di Jakarta, Sabtu (6/12/2025).

Sudirman yang sekarang juga adalah pengurus pusat PMI (Palang Merah Indonesia), menegaskan, salah satu asas dari PMI adalah kesemestaan atau universalitas.

Artinya, bencana, di mana pun, itu adalah bencana seluruh dunia. “Nyawa manusia atau kemanusian harus diutamakan ketimbang kepentingan politik,” tegasnya.

Dirinya ingat betul pesan Kepala Badan Pelaksana BRR, Kuntoro Mangkusubroto, tentang kerja kemanusiaan pascatsunami. Katanya, tidak ada satu pun kekuatan yang mampu membuat kerusakan seperti ini kecuali tangan Tuhan.

Hanya dengan tangan Tuhan pula tempat ini akan bisa diperbaiki. “Oleh karena itu, jangan pernah kotori tanganmu dengan tindakan yang tidak terpuji di mata Tuhan,” kata Said.

Sementara itu, eks Direktur Hubungan Luar Negeri dan Donor BRR, Heru Prasetyo, menambahkan, “Yang kita hadapi saat ini menuntut leadership yang barangkali lebih dalam daripada sekadar menangani bencana. Mengingat, yang ditangani di depan mata bukan semata soal manajemen bencana alam, tapi juga bencana lingkungan hidup, dan lain-lain,” ujar Heru.

photo
Warga korban banjir di Kel.Sibuluan Terpadu, Kecamatan Pandan, Tapteng, Ahad (7/12/2025). Baznas Kabupaten Tapanuli Tengah menyediakan Pos Layanan Kesehatan BAZNAS untuk warga terdampak bencana banjir bandang dan tanah longsor. Tim medis memberikan pelayanan poli umum, edukasi diagnosis, pemberian obat, dan perawatan luka pascabanjir. Layanan kesehatan menjadi kebutuhan mendesak penyintas banjir di Papteng. Beberapa penyakit yang mulai dikeluhkan para korban banjir di antaranya demam, dermatitis, ISPA, dan cephalgia. - (Edwin Putranto/Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement