REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA, – Gunung Ibu di Pulau Halmahera, Maluku Utara, mengalami erupsi pada Sabtu tengah malam. Menurut laporan Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), erupsi terjadi pada pukul 00.12 WIT dengan kolom abu mencapai ketinggian sekitar 200 meter di atas puncak.
Petugas Badan Geologi, M Saum Amin, menjelaskan bahwa kolom abu yang terbentuk akibat letusan tersebut berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal, bergerak ke arah timur dan tenggara. Aktivitas erupsi tersebut juga terekam oleh seismograf, menunjukkan amplitudo maksimum 20 mm dan durasi guncangan sekitar 40 detik.
Sehubungan dengan erupsi ini, Badan Geologi mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Ibu untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari pemerintah daerah. Masyarakat dan pengunjung diminta untuk tidak beraktivitas dalam radius dua kilometer serta perluasan sektoral berjarak 3,5 km ke arah bukaan kawah di bagian utara dari kawah aktif Gunung Ibu.
M Saum Amin juga menekankan pentingnya penggunaan pelindung hidung, mulut (masker) dan mata (kacamata) bila terjadi hujan abu. Ia mengingatkan agar masyarakat menjaga kondusivitas dan tidak terpengaruh oleh informasi yang tidak jelas sumbernya.
Koordinasi dan Kesiapan
Pemerintah Kabupaten Halmahera Barat diharapkan terus berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung, Jawa Barat, serta Pos Pengamatan Gunung Ibu di Gam Ici untuk mendapatkan informasi terkini mengenai aktivitas erupsi.
Indonesia berada di kawasan Cincin Api Pasifik, wilayah yang memiliki aktivitas seismik dan vulkanik tinggi. Hal ini disebabkan oleh pergerakan dan tumbukan antarlempeng tektonik, termasuk Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik, yang menghasilkan rangkaian busur gunung berapi dan sering memicu gempa bumi di Indonesia.
Konten ini diolah dengan bantuan AI.