Rabu 05 Nov 2025 13:52 WIB

Pidato Kemenangan Zohran Mamdani: Bangga Sebagai Muslim, Kutip Al-Quran, dan Ingatkan Trump

Zohran Mamdani akan menjadikan New York menjadi kota bebas dari Islamofobia.

Calon walikota dari Partai Demokrat Zohran Mamdani dengan pendukungnya usai memenangkan pemilihan pendahuluan, Rabu, 25 Juni 2025, di New York.
Foto: AP Photo/Heather Khalifa
Calon walikota dari Partai Demokrat Zohran Mamdani dengan pendukungnya usai memenangkan pemilihan pendahuluan, Rabu, 25 Juni 2025, di New York.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Kandidat dari Partai Demokrat, Zohran Mamdani memenangi Pemilihan Wali Kota New York yang digelar serentak pada Selasa (4/11/2025) waktu setempat. Mamdani menegaskan, kampanyenya telah "menggulingkan sebuah monarki politik". Ia berterima kasih kepada pendukungnya dan bersumpah untuk menjadikan New York menjadi kota untuk semua, bebas dari ketimpangan dan Islamofobia.

Berdiri di depan pendukungnya, Mamdani mengatakan bahwa rakyat New York telah memilih perubahan dan sebuah "mandat untuk sebuah politik untuk semua orang." Dia menegaskan, masa depan kota New York selanjutkan berada di tangan warganya, menandai akhir dari apa yang dia sebut "politik tradisional yang menguntungkan sedikit pihak."

Baca Juga

"Saya muda meski upaya terbaik saya untuk menjadi dewasa. Saya seorang Muslim. Saya seorang sosialis demokrat. Dan yang paling penting dari semuanya, Saya menolak untuk meminta maaf atas semua itu," kata Mamdani.

"Satu juga Muslim harus menganggap diri mereka sebagai bagian dari kota ini, tidak ada ruang untuk Islamofobia di New York."

Mamdani membacakan ayat Al Quran di pidatonya, yang disambut tepuk tangan dari para pendukungnya.

Dalam pidato kemenangannya pada Selasa malam, Mamdani juga menyinggung Presiden AS Donald Trump yang mendukung lawan Mamdani, Andrew Cuomo.

"Jika seseorang bisa menunjukkan, sebuah negara dikhianati oleh Donald Trump, bagaimana cara mengalahkannya, itu adalah kota yang telah membesarkannya," kata Mamdani.

"Dan jika ada cara untuk membuat takut seorang despot, itu adalah dengan melucuti kondisi yang membuat dia bisa mengumpulkan kekuasaan. Ini bukan hanya bagaimana kita menghentikan Trump, ini adalah bagaimana kita menghentikan yang selanjutnya."

"Jadi Donald Trump, karena saya tahu Anda menyaksikan (pidato saya). Saya punya empat kata untuk anda: Naikkan volume suara pidatonya."

 

 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement