Senin 27 Oct 2025 12:08 WIB

Batik Karya Anak Indonesia yang Selalu Buat Sirikit 'Hidup'

Batik satu ini menjadi kenang-kenangan Sirikit yang menyentuh hatinya.

Ratu Sirikit pada 2024.
Foto: REUTERS
Ratu Sirikit pada 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah duka nasional Negara Thailand melepas kepergian Ibu Suri Sirikit Kitiyakara yang wafat pada Jumat (24/10/2025), banyak orang mengenang jasa-jasa mendiang yang luar biasa. Ada jasa sang ibu raja yang mengembangkan sutra khas Thailand menjadi berkelas internasional. Ada pula yang mengingat kebaikannya memberdayakan masyarakat lewat berbagai program sosial.

Satu lagi, ada yang mengenang sang pendamping setia Raja Bhumibol Adulyadej (Rama IX) ini melalui kain batik yang masih tersimpan rapi di tempat pameran koleksi kerajaan. Batik itu dibuat oleh tangan tangan kreatif anak Indonesia. Itu bukan batik biasa. Ada nilai historis yang sangat berharga di dalamnya. Batik itu seperti penanda, Sirikit tetap hadir membersamai banyak orang.

Tidak ada kode iklan yang tersedia.
Baca Juga

Ketika Ratu Sirikit Kitiyakara dari Thailand berkunjung ke Indonesia pada tahun 1960, suasana Jakarta diliputi kehangatan diplomasi dan pesona budaya. Dalam kunjungan kenegaraan itu, Presiden Sukarno menyambut sang ratu dengan kehormatan tinggi, tidak hanya sebagai tamu istimewa dari negeri sahabat, tetapi juga simbol keanggunan dan kebijaksanaan perempuan Asia.

Sirikit dikenal sebagai wanita anggun yang tampil dengan fesyen terkini. Selalu modis, sehingga busana dan gayanya menjadi sorotan media dan diikuti banyak wanita di berbagai kawasan.

Di tengah upacara kenegaraan yang megah, ada satu momen yang kemudian tercatat dalam sejarah hubungan kedua bangsa: penyerahan Batik Srikit, sebuah karya busana istimewa yang menjadi wujud penghargaan Indonesia kepada sang ratu.

Batik Srikit bukan sekadar kain. Ia adalah bahasa keindahan yang menuturkan rasa hormat, persaudaraan, dan kekaguman. Motifnya diciptakan khusus oleh para pembatik terbaik di Yogyakarta dan Pekalongan atas permintaan langsung Presiden Sukarno.

Di setiap goresan malam yang membentuk lengkung bunga dan burung merak, tersimpan makna kelembutan dan keagungan, dua hal yang melambangkan sosok Ratu Sirikit sendiri. Kain itu berwarna biru keunguan dengan sentuhan keemasan, menggambarkan langit Thailand yang bersahabat dengan kehangatan tropis Nusantara.

Batik satu ini memiliki keunikan yang membuatnya berbeda dari batik daerah lain, terutama yang sering dikenal sebagai batik klasik dengan filosofi yang kompleks. Motifnya cenderung lebih bersahaja, terinspirasi dari kehidupan sehari-hari dan alam sekitar, dengan visualisasi pohon-pohonan dan burung.

Kekhasan lainnya terlihat dari palet warna yang cenderung gelap, seperti cokelat tua pada ornamen isen-isen, yang memberikan kesan elegan dan klasik. Ini berbeda dengan karakter batik pesisir yang umumnya memiliki warna-warna cerah, sehingga batik Srikit menawarkan kesan yang lebih tenang dan anggun.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement