REPUBLIKA.CO.ID, PADANG, – Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi, berhasil melobi Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) untuk mendapatkan tambahan kuota bahan bakar minyak jenis biosolar sebanyak 70 ribu kilo liter. Tambahan ini bertujuan untuk mengatasi kelangkaan bahan bakar di Ranah Minang.
Mantan Wali Kota Padang tersebut mengatakan bahwa tambahan kuota ini telah disepakati sejak awal Oktober 2025, meningkatkan total alokasi biosolar Sumbar menjadi sekitar 566.000 KL, naik 15 persen dari kuota sebelumnya yang sebesar 497.874 KL.
BPH Migas memastikan pasokan BBM dari Pertamina ke setiap stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) akan segera kembali normal. Mahyeldi berharap distribusi biosolar dapat dilakukan secara merata untuk mengurai antrean panjang di SPBU dan memenuhi kebutuhan masyarakat.
Sementara itu, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Sumbar, Helmi Heriyanto, menyatakan bahwa pihaknya sudah berkoordinasi dengan Pertamina untuk mempercepat proses distribusi ke seluruh kabupaten dan kota. "Karena keputusan baru keluar pada awal Oktober, tentu perlu waktu untuk penyesuaian teknis pengiriman. Insyaallah dalam waktu dekat pasokan akan normal," ujarnya.
Penambahan kuota biosolar ini diharapkan menjadi solusi konkret untuk kebutuhan energi masyarakat, terutama bagi petani, nelayan, dan pelaku usaha transportasi yang bergantung pada BBM subsidi.
Konten ini diolah dengan bantuan AI.