REPUBLIKA.CO.ID, GARUT, – Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat, mengoptimalkan peran 258 petugas penyuluh pertanian lapangan (PPL) untuk menjaga swasembada pangan serta memberikan keuntungan bagi petani dan ketersediaan pangan bagi masyarakat. Langkah ini diumumkan oleh Bupati Garut, Abdusy Syakur Amin, saat memberikan pengarahan kepada PPL di Ruang Serbaguna SMKN 12 Garut, Selasa.
Bupati Garut menekankan pentingnya peran PPL sebagai ujung tombak dalam memberikan edukasi, informasi, pengetahuan, dan teknologi kepada para petani. Tujuannya adalah untuk meningkatkan produktivitas pertanian sehingga dapat menjaga swasembada pangan serta stabilitas harga komoditas pangan. "Kita ingin semua harga itu terkendali, jangan terlalu murah, jangan terlalu mahal," ujar Bupati.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Haeruman, menjelaskan jumlah PPL saat ini sebanyak 258 orang yang tersebar di 442 desa/kelurahan di 42 kecamatan. Meskipun jumlah ini belum ideal berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani, yang mensyaratkan satu desa/kelurahan satu penyuluh, mereka terus bekerja secara optimal.
Haeruman juga menyebutkan bahwa berkat usaha keras para PPL, terjadi kenaikan 15 persen dalam swasembada pangan padi. Target produktivitas padi di Garut pada tahun 2025 ditetapkan sebanyak 816.860 ton gabah kering panen (GKP), lebih tinggi dibandingkan target tahun sebelumnya.
Hasil produksi padi di Garut tahun 2024 bahkan melebihi target, mencapai 796.019 ton GKP, meski tahun sebelumnya dilanda kemarau panjang. Kondisi ini membuat Dinas Pertanian Garut memprediksi adanya kenaikan lebih lanjut.
Konten ini diolah dengan bantuan AI.