Senin 13 Oct 2025 07:33 WIB

Museum Nasional: Rumah Sejarah Bangsa yang Terus Berevolusi

Museum nasional terus berbenah untuk jadi destinasi wisata.

Jurnalis mengamati arca Nandiswara saat tur pembukaan kembali Museum Nasional Indonesia, Jakarta.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Jurnalis mengamati arca Nandiswara saat tur pembukaan kembali Museum Nasional Indonesia, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terhampar megah di jantung Jakarta, Museum Nasional berdiri sebagai saksi bisu perjalanan sejarah bangsa. Kisahnya dimulai jauh sebelum Indonesia merdeka, pada tahun 1778, saat sekelompok cendekiawan Belanda mendirikan perkumpulan bernama Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen.

Awalnya, lembaga ini bukan sekadar museum, melainkan pusat penelitian yang tekun mengumpulkan artefak dari seluruh Hindia Belanda. Koleksi-koleksi awal ini menjadi embrio dari apa yang kelak akan menjadi "gudang" peradaban Nusantara.

Baca Juga

Berbagai koleksi yang terus bertambah membuat lembaga ini membutuhkan tempat yang lebih besar dan representatif. Maka, pada tahun 1862, bangunan megah bergaya Neoklasik yang kita kenal sekarang pun mulai dibangun, dan akhirnya resmi dibuka pada 1868. Di sinilah kisah nama unik "Museum Gajah" dimulai.

Pada tahun 1871, Raja Chulalongkorn dari Thailand, saat berkunjung ke Batavia, begitu terkesan dengan lembaga ini hingga menghadiahkan sebuah patung gajah perunggu. Patung ini diletakkan di halaman depan museum, dan sejak saat itu, masyarakat lebih mengenalnya dengan sebutan Museum Gajah.

Berjalan melewati pintu masuk, pengunjung seolah dibawa melintasi lorong waktu. Di lantai satu, terpampang koleksi-koleksi prasejarah yang membangkitkan imajinasi tentang kehidupan manusia purba, dengan replika fosil manusia purba dan artefak kuno yang memikat. Di sini, setiap benda bercerita tentang awal mula peradaban, tentang bagaimana nenek moyang kita berinteraksi dengan alam dan mengembangkan teknologi sederhana untuk bertahan hidup.

Beralih ke lantai atas, perjalanan sejarah terus berlanjut. Koleksi etnografi menampilkan kekayaan budaya dari Sabang sampai Merauke, dengan beragam jenis pakaian adat, senjata tradisional, dan perlengkapan upacara dari berbagai suku bangsa. Setiap koleksi seperti jendela yang menyingkap kearifan lokal yang berbeda-beda, mengingatkan kita akan betapa kayanya budaya yang kita miliki.

Di area ini pula terdapat koleksi-koleksi perunggu, seperti lampu, arca, dan mata uang kuno, yang menunjukkan kemajuan peradaban Nusantara di masa lampau.

Tidak hanya itu, museum ini juga menyimpan benda-benda bersejarah yang menjadi saksi bisu perjalanan bangsa.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement