Rabu 01 Oct 2025 08:26 WIB

Garut Tetapkan KLB Usai 147 Orang Keracunan Massal Diduga Akibat Konsumsi MBG

Bupati Garut sebut KLB ditetapkan karena kondisinya sudah perlu penanganan khusus.

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Teguh Firmansyah
Ratusan siswa di Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut diduga mengalami keracunan massal usai mengonsumsi makanan bergizi gratis (MBG), Selasa (16/9/2025) kemarin. Tercatat hingga Rabu (17/9/2025) malam terdapat 194 orang siswa yang terdampak.
Foto: Dok Polres Garut.
Ratusan siswa di Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut diduga mengalami keracunan massal usai mengonsumsi makanan bergizi gratis (MBG), Selasa (16/9/2025) kemarin. Tercatat hingga Rabu (17/9/2025) malam terdapat 194 orang siswa yang terdampak.

REPUBLIKA.CO.ID,  BANDUNG -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) dalam kasus keracunan massal yang menimpa 147 orang diduga akibat setelah mengkonsumsi makan bergizi gratis (MBG) di wilayah Kecamatan Kadungora. Seluruh biaya pengobatan korban ditanggung oleh pemerintah melalui belanja tidak terduga (BTT).

Bupati Garut Abdusy Syakur Amin mengatakan telah melakukan rapat dengan jajaran dan memutuskan untuk menetapkan status KLB keracunan massal yang terjadi. Sebab memerlukan penanganan khusus terhadap kejadian tersebut.

Baca Juga

"Kondisinya tadi sudah perlu penanganan khusus maka kita nyatakan sebagai KLB," ucap dia saat meninjau lokasi keracunan massal di Puskesmas Kadungora, Selasa (30/9/2025) malam.

Ia memastikan seluruh biaya penanganan dan perawatan korban akan ditanggung penuh melalui belanja tidak terduga. Bupati pun mengaku telah memanggil seluruh kepala desa untuk menyisir warga yang diduga mengalami keracunan.

Bupati melanjutkan para korban ditangani di Puskesmas Kadungora dan Leles. Tiga orang terpaksa dirujuk ke rumah sakit karena memerlukan penanganan intensif termasuk diantaranya balita.

Pihaknya sendiri masih melakukan penyelidikan terkait penyebab dugaan keracunan massal yang terjadi. Ia mengatakan dapur MBG yang diduga menjadi penyebab kejadian telah ditutup sementara.

‎"Ya kita tutup, karena memang sudah jelas ini sudah ada korban yang relatif banyak," ungkap dia.

‎Ia memastikan bahwa kondisi penanganan medis saat ini terkendali. Ia juga menyampaikan harapannya agar para korban dapat segera pulih, serta terlihat beberapa pasien sudah mulai menunjukkan perbaikan kondisi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement