Jumat 26 Sep 2025 13:17 WIB

Cegah Kasus Keracunan, TNI Turun Tangan Awasi MBG dari Bahan Baku, Cara Masak Hingga Distribusi

TNI saat ini sudah mengoperasikan sebanyak 113 SPPG.

Siswa korban keracunan usai menyantap menu makan bergizi gratis (MBG) menjalani perawatan medis di Posko Penanganan di Kantor Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Rabu (24/9/2025). Sekretaris Daerah (Sekda) Pemprov Jawa Barat Herman Suryatman mengatakan sebanyak 500 pelajar di Kecamatan Cipongkor mengalami keracunan yang diduga akibat menyantap hidangan makan bergizi gratis pada (24/9).
Foto: ANTARA FOTO/Abdan Syakura
Siswa korban keracunan usai menyantap menu makan bergizi gratis (MBG) menjalani perawatan medis di Posko Penanganan di Kantor Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Rabu (24/9/2025). Sekretaris Daerah (Sekda) Pemprov Jawa Barat Herman Suryatman mengatakan sebanyak 500 pelajar di Kecamatan Cipongkor mengalami keracunan yang diduga akibat menyantap hidangan makan bergizi gratis pada (24/9).

REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- TNI turun tangan mengawasi pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis guna memitigasi terjadinya kasus keracunan.  Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto memastikan adanya pengawasan melekat pada setiap proses di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

“Saya sudah sampaikan ke seluruh komandan satuan agar mengecek mulai dari bahan baku yang dibeli, peralatannya, cara memasaknya agar rentang waktunya tidak terlalu lama. Jadi masak sampai dikonsumsi oleh anak-anak. Proses pengiriman juga kami cek dengan pengawasan melekat,” kata Jendral Agus Subiyanto pada pembukaan SPPG 1 TNI AU Adi Soemarmo di Boyolali, Jawa Tengah, Jumat.

Baca Juga

Ia mengatakan sejak dari awal sampai dengan saat ini TNI sudah mengoperasikan sebanyak 113 SPPG. “Barusan saya launching 339 SPPG yang ada di satuan-satuan setingkat Batalyon, Kodim, Lanal, Lanud, Pindam, Korem, yang sudah ada untuk mendukung Program MBG,” katanya.

Dengan demikian, kata dia, diharapkan jumlah penerima manfaatnya akan terus bertambah setiap hari. “Selain itu kami juga akan membangun beberapa SPPG di sejumlah wilayah. Ini juga bisa membantu membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat. Tadi saya lihat yang juru masak adalah ibu-ibu di wilayah Solo Raya,” kata Agus Subiyanto.

Selain itu, lanjut dia, keberadaan SPPG juga membuka rantai pasok bagi petani, peternak, nelayan, dan pelaku UMKM untuk bisa menjual hasil tani mereka ke Koperasi Merah Putih.

“Kemudian bisa dibeli oleh SPPG untuk dimasak. Ini juga membantu pemda untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di setiap desa,” katanya.

Ia mengatakan tujuan MBG tersebut untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam negeri sebagai generasi penerus bangsa melalui Program MBG.

 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement