REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG, – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat bahwa realisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Nusa Tenggara Timur (NTT) mencapai Rp1,83 triliun untuk 42.982 debitur hingga 31 Agustus 2025. Penyaluran terbesar dilakukan oleh Bank BRI sebesar Rp1,49 triliun.
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi NTT Kemenkeu, Adi Setiawan, menyebutkan bahwa skema mikro menjadi skema dengan penyaluran terbesar, mencapai Rp1,32 triliun untuk 40.756 debitur. Sektor perdagangan besar dan eceran mendominasi dengan 54,24 persen dari total penyaluran.
Menurut wilayah, Kota Kupang mencatat penyaluran terbesar dengan Rp186,89 miliar untuk 2.533 debitur, sementara Kabupaten Sabu Raijua mencatat penyaluran terendah sebesar Rp3,16 miliar.
Selain itu, Adi juga melaporkan realisasi penyaluran Pembiayaan Ultra Mikro (UMi) di NTT mencapai Rp207,35 miliar untuk 43.762 debitur hingga 31 Agustus 2025. Penyaluran terbesar dilakukan melalui Permodalan Nasional Madani (PNM) dengan total Rp203,42 miliar untuk 43.170 debitur, diikuti oleh Pegadaian sebesar Rp1,63 miliar, dan PT Bahana Artha Ventura Rp1,45 miliar.
Wilayah dengan penyaluran UMi terbesar adalah Kabupaten Manggarai dengan Rp21,45 miliar untuk 4.308 debitur, dan yang terendah adalah Kabupaten Sumba Tengah dengan Rp1,47 miliar. Adi menambahkan, "Dengan realisasi penyaluran UMi yang masih kecil, kami mengupayakan peningkatan melalui sosialisasi dan edukasi pengajuan pinjaman bagi pelaku usaha sebelum akhir tahun 2025."
Konten ini diolah dengan bantuan AI.