REPUBLIKA.CO.ID, BANJARBARU, – Menteri Sosial RI, Saifullah Yusuf, menekankan pentingnya kurikulum Sekolah Rakyat dalam membangun optimisme dan kepercayaan diri siswa untuk berkarir sesuai dengan minat dan bakat mereka. Hal ini disampaikan saat kunjungannya ke Sekolah Rakyat di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, pada Senin.
Menteri Saifullah menyampaikan bahwa kurikulum tersebut dirancang untuk mengarahkan siswa agar lebih konsisten sesuai kemampuan masing-masing. Ia mengibaratkan, "Kalau burung jangan disuruh menarik gerobak, kalau sapi jangan disuruh terbang," yang berarti pentingnya mengarahkan anak sesuai dengan bakat terpendam mereka.
Beliau menambahkan, setiap anak lahir dengan kecerdasan istimewa yang unik, sehingga mereka tidak boleh dipaksa sesuai kehendak orang lain, namun tetap perlu ada pembinaan agar mereka dapat memilih dengan bijak.
Mensos juga menjelaskan, pemaksaan terhadap anak untuk berkarir di bidang yang tidak diminatinya bisa berdampak negatif. Misalnya, seorang anak yang tertarik pada teknik mesin tidak seharusnya dipaksa menjadi perawat, karena kedua profesi ini memiliki sifat pekerjaan yang sangat berbeda.
Menurutnya, anak-anak memiliki kekuatan seperti ketulusan dan keinginan untuk mencapai mimpi. Namun, mereka juga memiliki kelemahan yang perlu diperhatikan oleh guru. Oleh karena itu, guru di Sekolah Rakyat diharapkan dapat mengajari anak-anak untuk mengambil keputusan, meningkatkan rasa percaya diri, dan mendukung mereka dalam menjelaskan sesuatu dengan baik.
Saifullah juga menyebutkan bahwa sudah ada pemetaan talenta siswa, dengan 1.828 siswa tertarik pada bidang teknologi, teknik, dan matematika, 1.938 pada bidang sosial, dan 1.123 pada bidang bahasa.
Selain itu, Mensos mengingatkan bahwa jika orang tua merindukan anaknya, sekolah wajib memberikan kesempatan bagi mereka untuk bertemu, meskipun anak tinggal di asrama Sekolah Rakyat.
Konten ini diolah dengan bantuan AI.