REPUBLIKA.CO.ID, BANJARBARU, – Sebanyak 52 persen dari total 7.409 siswa Sekolah Rakyat membutuhkan pemeriksaan kesehatan lebih lanjut setelah menjalani program Cek Kesehatan Gratis (CKG). Hal ini disampaikan oleh Menteri Sosial Saifullah Yusuf saat mengunjungi Sekolah Rakyat di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, pada hari Senin.
Saifullah Yusuf menjelaskan bahwa dari sekitar 16.000 siswa Sekolah Rakyat yang direncanakan mengikuti program ini pada tahun 2025, semuanya diwajibkan untuk menjalani CKG sebelum memulai pembelajaran. Pemeriksaan kesehatan ini bertujuan untuk memastikan kesehatan siswa sebelum mereka aktif dalam proses belajar mengajar.
Dari hasil pemeriksaan terhadap 7.409 siswa, ditemukan beberapa kondisi kesehatan yang memerlukan rujukan lebih lanjut. Sebanyak 3.632 siswa mengalami karies gigi, 2.485 siswa memiliki tingkat kebugaran yang kurang, dan 1.396 siswa menderita anemia. Selain itu, 1.319 siswa ditemukan memiliki kotoran telinga yang menumpuk dan 1.207 siswa mengalami kurang gizi.
Permasalahan kesehatan lainnya yang ditemukan meliputi overweight (863 siswa), obesitas (299), gizi buruk (189), risiko kesehatan reproduksi (866), gangguan penglihatan (703), prehipertensi (613), hipertensi (465), serta risiko kesehatan jiwa dengan cemas (423) dan depresi (384). Lebih lanjut, ada 124 siswa yang berisiko TBC, 332 berisiko prediabetes, 71 berisiko hepatitis kategori B, dan 58 berisiko hepatitis kategori C.
Mensos memastikan bahwa seluruh siswa yang mengalami masalah kesehatan tetap akan diterima di Sekolah Rakyat. “Mereka yang mengalami sakit setelah pemeriksaan CKG akan segera disembuhkan sebelum aktif mengikuti proses pembelajaran,” ujar Mensos Saifullah Yusuf.
Konten ini diolah dengan bantuan AI.