Senin 22 Sep 2025 05:44 WIB

Respon BGN atas Kasus Keracunan Akibat MBG di Sejumlah Daerah

BGN berkomitmen untuk memperkuat pemantauan dan pengawasan pelaksanaan program MBG.

Rep: Bayu Adji P / Red: Muhammad Hafil
Ratusan siswa di Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut diduga mengalami keracunan massal usai mengonsumsi makanan bergizi gratis (MBG), Selasa (16/9/2025) kemarin. Tercatat hingga Rabu (17/9/2025) malam terdapat 194 orang siswa yang terdampak.
Foto: Dok Polres Garut
Ratusan siswa di Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut diduga mengalami keracunan massal usai mengonsumsi makanan bergizi gratis (MBG), Selasa (16/9/2025) kemarin. Tercatat hingga Rabu (17/9/2025) malam terdapat 194 orang siswa yang terdampak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus keracunan akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG) terjadi di sejumlah daerah. Bahkan, korban keracunan akibat makanan gratis itu diperkirakan telah mencapai ribuan orang sejak program itu diluncurkan pada Januari 2025. 

Kepala Biro Hukum dan Humas Badan Gizi Nasional (BGN) Khairul Hidayati mengatakan, insiden keracunan yang terjadi selalu menjadi perhatian serius lembaganya. Ia menyatakan, pihaknya terus berkomitmen untuk memperkuat pemantauan dan pengawasan pelaksanaan program MBG.

Baca Juga

"Kami selalu melakukan monitoring serta evaluasi pelaksanaan MBG. Tentunya beberapa insiden keamanan pangan yang terjadi beberapa waktu terakhir menjadi concern utama kami," kata dia melalui keterangannya, Ahad (22/9/2025). 

Khairul menjelaskan, BGN telah memiliki prosedur serta aturan ketat terkait keamanan pangan dalam tata kelola program MBG. Selain itu, pihaknya juga telah memiliki pedoman bagi satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) di lapangan.  

Menurut dia, BGN juga telah menerapkan sistem pelaporan berkala dalam melaksanakan fungsi pemantauan dan pengawasan. Dengan begitu, kepala SPPG dapat memberikan laporan maupun pengaduan yang menjadi kendala di lapangan.

"Hal ini diharapkan dapat memperkuat sistem pemantauan dan pengawasan program," ujar dia. 

Menurut Khairul, langkah itu bukan hanya ditujukan untuk daerah yang mengalami insiden. Pengawasan dinilai juga untuk seluruh penerima manfaat MBG di Indonesia.  

"Ini yang menurut kami menjadi langkah penting supaya tidak terjadi kasus serupa di masa yang akan datang, tidak hanya di wilayah yang terjadi insiden, tetapi juga seluruh penerima manfaat MBG di semua daerah," kata dia. 

Sebelumnya, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi menyampaikan permohonan maaf atas terjadinya keracunan akibat program MBG. Ia menilai, insiden itu bukanlah sesuatu yang disengaja. 

“Atas nama pemerintah dan mewakili Badan Gizi Nasional, kami memohon maaf karena terjadi beberapa kali kasus di sejumlah daerah. Itu bukan sesuatu yang diharapkan, apalagi disengaja,” kata dia, Jumat (19/9/2025).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement