REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Tank-tank tentara penjajah Israel terus merangsek ke pusat Kota Gaza. Alat tempur itu bergerak dari dua arah menghimpit penduduk dan memaksa mereka menuju pantai dalam upaya untuk mengusir mereka dari pusat kota terbesar di wilayah tersebut.
Jurnalis Muhammad Rabah melaporkan, sejumlah besar penduduk terpaksa mengungsi ke Jalur Gaza bagian selatan dan tengah, di mana mereka mendirikan tenda di jalan-jalan dan lapangan umum untuk mencari perlindungan yang aman di sepanjang Jalan Salah al-Din di Jalur Gaza tengah.
Para pengungsi, yang meninggalkan rumah mereka akibat pemboman tersebut, menghadapi kondisi kemanusiaan yang sulit. Termasuk kurangnya air bersih, kurangnya layanan kesehatan, dan penyebaran penyakit karena kepadatan penduduk dan sanitasi yang buruk.
Marzouqa Abu Seria, seorang pengungsi dari Gaza utara, mendirikan tendanya di Jalan Salah al-Din di depan pintu masuk Deir al-Balah. “Hidup kami di Gaza telah berubah menjadi kematian, teror, kecemasan, dan pemboman. Kami sangat menderita, dan perang ini telah menghancurkan kami,” ujarnya
“Saya telah mengungsi lebih dari satu kali akibat serangan Israel, dan kami sangat lelah karena harus berpindah dari satu tempat ke tempat lain begitu sering,” ia menambahkan. “Saya dan keluarga saya tidur di jalan selama tiga hari karena kami tidak dapat menemukan mobil untuk membawa kami ke Jalur Gaza selatan untuk mencari tempat yang aman.”

Juru bicara militer Israel Nadav Shoshani mengatakan kepada kantor berita Reuters pada Kamis bahwa infanteri, tank dan artileri bergerak maju ke pusat kota, didukung oleh angkatan udara, dengan tujuan untuk memberikan tekanan pada pejuang Hamas.
Sedangkan Aljazirah melaporkan bahwa militer Israel bergerak maju dari barat laut dan tenggara, “menjepit orang-orang di tengah” dan mendorong mereka ke barat kota, di mana jalan pesisir al-Rashid menuju selatan berada. Serangan terhadap lingkungan yang penuh sesak menyebabkan kepanikan dan ketakutan, dan mendorong orang-orang untuk melarikan diri.
Orang-orang di Kota Gaza menceritakan kepada Aljazirah tentang serangan tanpa henti, termasuk “serangan udara oleh drone dan jet tempur” dan ledakan dari “robot” yang dikendalikan dari jarak jauh – kendaraan tak berawak yang berisi bahan peledak yang dikerahkan tentara Israel untuk meledakkan lingkungan sekitar saat mereka bergerak maju ke wilayah tersebut. Setidaknya 40 orang syahid di Kota Gaza pada hari Kamis, sumber medis mengatakan kepada Aljazirah.