REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Publik dikejutkan dengan keputusan Rahayu Saraswati Dhirakanya Djojohadikusumo mundur dari Senayan. Bagi sebagian pihak, langkah itu disebut sebagai bentuk tanggung jawab politik. Namun, Pimpinan Pusat Himpunan Mahasiswa Al Washliyah (PP Himmah) menganggap, mundurnya sosok perempuan muda tersebut meninggalkan ruang kosong yang sulit tergantikan.
Ketua Umum PP Himmah, Abdul Razak Nasution merasa kehilangan dengan keputusan Rahayu Saraswati mundur sebagai anggota DPR RI. Menurut dia, keponakan Presiden Prabowo Subianto tersebut bukan sekadar anggota parlemen, melainkan representasi perempuan muda yang bekerja penuh integritas.
"Kami merasa sedih atas mundurnya Rahayu Saraswati dari kursi parlemen. Beliau adalah sosok perempuan hebat, inspiratif, cerdas, dan selalu bekerja sepenuh hati untuk rakyat," ujar Razak kepada awak media di Jakarta, Sabtu (13/9/2025).
Selama berkarier di dunia politik, Rahayu Saraswati dikenal konsisten memperjuangkan isu-isu strategis, seperti pemberdayaan perempuan, perlindungan anak, hingga pemberantasan perdagangan manusia. Dua bahkan mendirikan Yayasan Parinama Astha, organisasi yang berfokus pada pencegahan dan penanganan kasus human trafficking.
Menurut Razak, langkah konkret dan rekam jejak seperti itu yang membuat Rahayu Saraswati dihormati banyak pihak, termasuk kalangan muda. "Bukan hanya bicara, tetapi ada karya nyata. Rahayu adalah representasi anak muda di parlemen dengan komitmen tinggi untuk perubahan," ucap Razak.