Selasa 09 Sep 2025 13:55 WIB

Permintaan Maaf 'Menteri Kagetan' Purbaya Usai Responsnya Atas Tuntutan 17+8 Tuai Kontroversi

Purbaya berjanji ke depannya akan lebih berhati-hati dalam berkomentar.

Rep: Dian Fath, Eva Rianti/ Red: Andri Saubani
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa memberikan sambutan saat serah terima jabatan di Kemenkeu, Jakarta, Selasa (9/9/2025). Purbaya Yudhi Sadewa menggantikan Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan usai dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto pada Senin (8/9).
Foto: Edwin Putranto/Republika
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa memberikan sambutan saat serah terima jabatan di Kemenkeu, Jakarta, Selasa (9/9/2025). Purbaya Yudhi Sadewa menggantikan Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan usai dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto pada Senin (8/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Baru dilantik menjadi Menteri Keuangan menggantikan Sri Mulyani Indrawari, Purbaya Yudhi Sadewa pada Senin (8/9/2025) langsung menuai kontroversi atas komentarnya merespons pertanyaan terkait tuntutan masyarakat yang dikenal "17+8 Tuntutan Rakyat". Pada hari ini, Purbaya meminta maaf dan berjanji ke depannya akan berhati-hati dalam berkomentar.

“Kalau di LPS (Lembaga Penjamin Simpanan), tidak ada yang monitor, jadi saya tenang. Ternyata di keuangan beda. Salah ngomong langsung dipelintir sana-sini. Jadi, kemarin kalau ada kesalahan, saya mohon maaf,” kata Purbaya dalam konferensi pers di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (9/9/2025).

Baca Juga

Purbaya melanjutkan, ia masih pejabat baru di lingkup Kemenkeu. Penunjukan dirinya sebagai menkeu juga dia katakan sebagai ‘menteri kagetan’.

“Jadi kalau ngomong, kalau kata Bu Sri Mulyani, gayanya koboi,” tambahnya.

Dia pun mengaku bakal meminta arahan Sri Mulyani Indrawati sebagai mantan Menteri Keuangan agar bisa menjalankan kebijakan fiskal yang baik. Purbaya juga akan berusaha semaksimal mungkin untuk membuat perekonomian secara keseluruhan dapat tumbuh lebih baik.

“Jadi ke depan, tolong beri saya waktu untuk bekerja dengan baik. Nanti kalau sudah beberapa bulan, baru bisa nilai,” tutur dia.

photo
Pejabat lama Menteri Keuangan Sri Mulyani berswafoto dengan awak media seusai acara serah terima jabatan di Kemenkeu, Jakarta, Selasa (9/9/2025). - (Edwin Putranto/Republika)

Purbaya sebelumnya menanggapi soal “17+8 Tuntutan Rakyat” dalam konferensi pers di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin. “Saya belum belajar itu, tapi sederhananya begini, itu kan suara sebagian kecil rakyat kita. Kenapa? Mungkin sebagian merasa terganggu, hidupnya masih kurang ya,” kata Purbaya.

Maka dari itu, Purbaya akan menyusun strategi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 6–7 persen. Dia meyakini, ketika pertumbuhan ekonomi terakselerasi, tuntutan rakyat akan hilang seara otomatis.

“Mereka akan sibuk cari kerja dan makan enak, dibandingkan demo,” tambahnya.

Menkeu Purbaya menyatakan komitmennya untuk menciptakan pertumbuhan secepat dan seoptimal mungkin. “Kalau dibilang, bisa tidak besok 8 persen? Kalau saya bilang bisa, saya menipu. Tapi, kita bergerak ke arah sana,” tuturnya.

Komentar Purbaya itu langsung memicu kontroversi karena langsung beredar viral di media sosial khusus X. Tak sedikit tokoh publik, selebritas, atau pemengaruh (influencer) yang mengkritik pernyataan dan gaya bicara Purbaya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement