Senin 08 Sep 2025 08:41 WIB

Bagaimana Drone Houthi Tembus Pertahanan Israel dan Meledak di Bandara Ramon?

Pertahanan udara canggih Israel gagal mengadang drone Houthi tersebut.

Pasukan keamanan Israel memeriksa lokasi jatuhnya proyektil yang ditembakkan Kelompok Houthi Yaman mendarat di area Bandara Internasional Ben Gurion dekat Tel Aviv, Israel, pada Ahad, 4 Mei 2025.
Foto: AP Photo/Ohad Zwigenberg
Pasukan keamanan Israel memeriksa lokasi jatuhnya proyektil yang ditembakkan Kelompok Houthi Yaman mendarat di area Bandara Internasional Ben Gurion dekat Tel Aviv, Israel, pada Ahad, 4 Mei 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Sebuah pesawat tak berawak yang ditembakkan oleh kelompok Houthi Yaman menembus pertahanan udara berlapis-lapis Israel pada Ahad. Drone itu menghantam Bandara Ramon di Israel selatan, meledakkan jendela kaca, melukai satu orang dan menutup wilayah udara komersial untuk sementara waktu.

Seorang pria berusia 63 tahun terluka ringan akibat pecahan ledakan, menurut layanan ambulans Magen David Adom. Pria tersebut, bersama seorang wanita yang terjatuh saat berlari dari lokasi kejadian, dibawa ke Yoseftal Medical Center di Eilat untuk mendapatkan perawatan. Beberapa orang lainnya memerlukan pengobatan untuk kecemasan akut, tambah MDA.

Baca Juga

Kendaraan udara tak berawak itu menghantam terminal penumpang di bandara utara Eilat, menyebabkan kerusakan, menurut otoritas bandara.

Gambar dari lokasi kejadian menunjukkan pecahan kaca dan puing-puing di area pemeriksaan bagasi. Asap hitam tebal membubung di atas terminal dan orang-orang terlihat berlarian mencari perlindungan.

Investigasi awal Angkatan Udara Israel menemukan bahwa pesawat tak berawak itu terdeteksi radar, namun tidak diklasifikasikan sebagai ancaman oleh pasukan pertahanan udara. Akibatnya, tidak ada sirene yang berbunyi, tidak ada upaya untuk menembak jatuh, dan drone tersebut akhirnya menghantam bandara.

Serangan tersebut menyusul serangan Israel terhadap ibu kota Yaman yang dikuasai pemberontak yang menewaskan perdana menteri Houthi dan pejabat tinggi lainnya dalam eskalasi besar konflik yang telah berlangsung hampir 2 tahun antara Israel dan kelompok militan yang didukung Iran di Yaman.

Setelah pembunuhan Perdana Menteri Houthi Ahmed al-Rahawi oleh Israel pada Kamis lalu, para militan bersumpah untuk meningkatkan serangan mereka yang menargetkan Israel dan kapal dagang yang menavigasi rute perdagangan penting Laut Merah.

Juru bicara militer Houthi Brigjen Yahya Saree mengatakan kelompok itu telah menembakkan delapan drone ke Israel untuk memberi sinyal bahwa pemberontak “akan meningkatkan operasi militer mereka dan tidak mundur dari dukungan mereka untuk Gaza.” Dia memperingatkan bahwa bandara-bandara Israel “tidak aman dan akan terus menjadi sasaran.”

Militer Israel mengatakan pihaknya mencegat tiga drone Houthi di dekat perbatasan Israel dengan Mesir dan sedang menyelidiki mengapa mereka gagal mengidentifikasi drone keempat yang menyerang Bandara Ramon sebagai ancaman.

Kelompok Houthi telah meningkatkan serangan udara mereka terhadap Israel dalam beberapa bulan terakhir, termasuk dengan mengerahkan hulu ledak dengan munisi tandan yang menyebarkan bom-bom kecil di wilayah yang luas dan dapat menghindari pertahanan udara Israel.

Mengatakan bahwa mereka bertindak dalam solidaritas dengan Palestina, Houthi mulai menembakkan rudal dan drone ke Israel setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 terhadap Israel memicu kampanye militer Israel yang menghancurkan di Gaza.

sumber : The Associated Press
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement