Kamis 04 Sep 2025 10:44 WIB

Polemik Ibu Jilbab Pink Jadi Inspirasi Gerakan 17+8 dan Video Memaki Prabowo

Keberanian ibu berkerudung pink tersebut sebagai dasar seruan dan tuntutan 17+8.

Rep: Antara/Erik PP/ Red: Erik Purnama Putra
Ibu pendemo berjilbab pink menjadi inspirasi gerakan dan tuntutan 17+8 yang digaungkan sejumlah influencer di medsos saat demo di depan Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat akhir Agustus 2025.
Foto: Republika/Prayogi
Ibu pendemo berjilbab pink menjadi inspirasi gerakan dan tuntutan 17+8 yang digaungkan sejumlah influencer di medsos saat demo di depan Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat akhir Agustus 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi seorang ibu pendemo berhijab pink menjadi inspirasi gerakan masyarakat sipil dalam menyampaikan tuntutan. Selama ini, warna pink yang lekat dengan feminitas dan kelembutan, kini diasosiasikan menjadi warna keberanian dan perlawanan.

Pink, adalah untuk Ibu Ana dengan hijab merah mudanya, berdiri tanpa bergeming menghadapi tameng-tameng di hadapannya pada siang hari nan kelabu. Ibu Ana secara tidak langsung memberikan sebuah makna kolektif yang senada dengan aspirasi rakyat kepada pemerintah yang terus-menerus disuarakan tanpa lelah.

Baca Juga

Dalam beberapa kali aksi di depan Gedung Parlemen, Jalan Gatot Subroto, Senayan, Jakarta Pusat dan gerbang Polda Metro Jaya, Jalan Jenderal Sudirman, Semanggi, Jakarta Selatan, sang ibu terlibat bersama mahasiswa menyuarakan tuntutan keadilan. Bahkan, sang ibu tidak ciut berhadapan dengan kepolisian.

Melihat perjuangan sang ibu, sejumlah influencer menjadikan ibu berkerudung pink tersebut sebagai dasar seruan dan tuntutan 17+8. Berbagai artis, aktivis, influencer, bahkan jurnalis ikut menyuaran aspirasi 17+8.

Menurut catatan dari Telkom University, warna mampu menyampaikan pesan tanpa berkata serta mempengaruhi cara audiens menerima dan merespons sebuah pesan.

Psikologi warna digunakan pula untuk mempengaruhi persepsi dan penilaian proses dengan logika dan rasa. Hal itu erat kaitannya dengan unsur kesamaan makna dan mengikat perasaan, yang pada akhirnya tercermin melalui perbuatan.

Merah muda menjadi simbol empati dan keberanian inklusif, dan hijau menjadi simbol solidaritas. Donasi tanpa henti, uluran tangan dan dukungan tanpa batas dari dalam dan luar negeri melalui pemanfaatan teknologi, mampu menggerakkan banyak orang, memberikan berjuta manfaat bagi mereka yang masih harus berjuang di jalan.

Sayangnya, kini muncul video ibu yang dijadikan figur pergerakan warna pink terekam kamera memaki Presiden RI Prabowo Subianto. Sang ibu juga berteriak mendukung Anies Rasyid Baswedan sebagai pengganti Prabowo.

Alhasil, di berbagai kanal media sosial, seperti Instagram, X, dan Tiktok, muncul perdebatan tentang sosok ibu tersebut apakah pantas dijadikan sebagai rujukan gerakan masyarakat sipil melawan penguasa. Tidak sedikit yang menuding video ibu jilbab pink sebagai buatan AI, namun ada juga yang percaya video itu asli.

Republika mencoba melampirkan unggahan salah satu video ibu jilbab pink yang menjadi inspirasi gerakan 17+8. 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by KomenPol (@komenpol.id)

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement