Rabu 27 Aug 2025 14:45 WIB

ICMI Canangkan Gerakan Kembali Ke Desa

Banyak negara maju sudah bergeser arah pembangunan dengan mengawali dari desa.

ICMI menggelar acara Mudzakarah Nasional Ulama dan Cendekiawan bertajuk Demokrasi dan Kesejateraan untuk Indonesia Emas 2045, Rabu (27/8/2025).
Foto: ICMI
ICMI menggelar acara Mudzakarah Nasional Ulama dan Cendekiawan bertajuk Demokrasi dan Kesejateraan untuk Indonesia Emas 2045, Rabu (27/8/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) mencanangkan Gerakan Kembali ke Desa sebagai upaya merespon gagalnya industrialisasi dalam memberikan kesejahteraan yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia.

"ICMI Kembali ke Desa bukan sebuah gerakan tanpa alasan, namun memang saat ini tren dunia sudah bergerak dari desa setelah Era Industrialisasi gagal memberikan keadilan kesejahteraan bagi semua orang," kata Ketua Umum ICMI Arif Satria SP dalam pembukaan Acara Mudzakarah Nasional Ulama dan Cendekiawan bertajuk 'Demokrasi dan Kesejateraan untuk Indonesia Emas 2045' di Ruang VVIP Masjid Istiqlal, Rabu (27/8/2025).

Menurut Arif, saat ini banyak negara maju sudah bergeser arah pembangunan dengan mengawali dari desa, seperti Australia, China, Korea Selatan dan bahkan di Eropa juga demikian.

"Kita belajar dari pengalaman, dimana desa seharusnya menjadi titik awal pintu demokratisasi dimulai dan Korea Selatan yang pernah gagal dalam strategi industrialisasi negaranya sudah menunjukan hal itu," kata Arif.

Ia juga menilai, maraknya korupsi berjamaah yang terjadi saat ini di Indonesia juga menunjukan ada yang perlu dikoreksi dalam sistem politik di Indonesia yang belum menghasilkan kesejahteraan bagi rakyat.

photo
Ketua Umum ICMI Arif Satria SP dalam pembukaan Acara Mudzakarah Nasional Ulama dan Cendekiawan bertajuk Demokrasi dan Kesejateraan untuk Indonesia Emas 2045 di Ruang VVIP Masjid Istiqlal, Rabu (27/8/2025). - (ICMI)

"Karena itu, membangun desa juga harus memastikan proses demokratisasi desa berjalan baik," kata Arif.

Karenanya, kata Arif, ICMI sudah bergerak secara kongkret dengan memulai Gerakan Desa Cendekia di Bogor dan Inderamayu dan akan terus mengembangkan di desa-desa lainnya.

Dalam kesempatan itu, hadir juga Prof Yudhi Krisnandi yang menyebutkan bahwa salah satu faktor Indoesia belum sejahtera adalah oligarki yang tidak diatur dan dapat berbuat sesukanya di Indonesia.

"Faktor lainnya adalah tidak meratanya kesejateraan hingga ke desa-desa, begitu juga akses Pendidikan bagi rakyat yang masih terbatas, membuat pergerakan kemajuan Indonesia masih lambat," ujar Yudhi.

Yudhi juga mengkritisi, saat ini banyak pengusaha oligarki yang bermetamorfosis menjadi politisi dengan duduk di kursi pemerintahan legislative dan kabinet eksekutif, namun masih aktif dalam korporasinya.

"Saat ini, Indonesia juga sudah masuk dalam level Demokrasi Cacat dalam Indeks Global, sehingga sulit diharapkan memberikan kesejahteraan bagi rakyat jika kita tidak beranjak dari level itu," kata Yudhi.

Kegiatan Mudzakarah Nasional Ulama dan Cendekiawan itu diselenggarakan oleh Majelis Mudzakarah Masjid Istiqlal (M3I) Bersama Central for Informations and Develpoment Studies (CIDES) ICMI.

Ketua M3I yang juga Direktur CIDES ICMI Andi Faisal Bakti mengatakan, kegiatan ini diharapkan dapat membuka wawasan dan memberikan solusi-solusi yang tepat guna bagi masalah yang saat ini sedang dihadapi bangsa Indonesia.

Turut hadir dalam acara itu, Tokoh Cendekiawan Mahfud MD (Mantan Menkopolhukam), KH Said Aqil Siradj (Mantan Ketum PBNU),  Amirsyah Tambunan (Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia). Selain itu, Menteri Agama RI Nazarudin Umar turut memberikan sambutan kunci melalui tayangan video.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement