Kamis 21 Aug 2025 11:07 WIB

Menlu Jerman: Kami Tolak Aneksasi di Jalur Gaza

Jerrman juga tak setuju dengan perluasan pendudukan Israel di Tepi Barat.

Rep: Teguh/Antara/ Red: Teguh Firmansyah
Menlu Jerman Johann Wadhepul saat memberikan pidato di sebuah diskusi publik di Jakarta, Rabu (20/8/2025).
Foto: Teguh Republika
Menlu Jerman Johann Wadhepul saat memberikan pidato di sebuah diskusi publik di Jakarta, Rabu (20/8/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARRTA -- Pemerintah Jerman menolak rencana Israel untuk menganeksasi Jalur Gaza. Sikap tegas itu disampaikan Menteri Luar Negeri Jerman Johann Wadhepul saat menjadi pembicara dalam sebuah diskusi public di Jakarta, Rabu (20/8/2025) sore.

"Jerman menolak rencana aneksasi apa pun oleh Israel," ujarnya menegaskan.

Baca Juga

Jerman, kata ia, juga tak setuju langkah perluasan pendudukan di Tepi Barat. Pendirian permukian harus berdasarkan ketentuan hukum. "Kami juga sangat prihatin dengan situasi kemanusiaan yang memprihatinkan di Gaza," katanya.

Pada saat yang sama, Jerman tetap menyampaikan komitmennya atas hak hidup bagi warga Israel, termasuk keamananan mereka. "Sikap kami tak tergoyahkan soal itu," ujar Wadhepul yang menjadikan Indonesia lokasi kunjungan pertamannya di Asia Tenggara.

Sikap Jerman terhadap Israel sebenarnya sudah cukup jelas sejak awal. Hanya saja, sepertinya ada sedikit pergeseran dengan tak lagi membabibuta mendukung langkah Zionis. German juga telah menghentikan semua ekspor senjata ke Israel yang digunakan untuk menggempur Gaza.

Wakil juru bicara Pemerintah Jerman, Steffen Meyer mengatakan bahwa Jerman tidak mendukung operasi militer Israel untuk menduduki Gaza Dan menyerukan pihak bertikai mengakhiri konflik secepatnya.

"Kami menolak peningkatan operasi militer dan menyerukan kepada semua pihak dan komunitas internasional untuk segera mengakhiri konflik melalui gencatan senjata yang segera dan berkelanjutan," ujar Meyer dalam sebuah pengarahan pada Rabu.

Ia mengingatkan bahwa pembebasan sandera dan gencatan senjata tetap menjadi prioritas pemerintah Jerman, termasuk dalam diskusi dengan para mitra.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement