Kamis 14 Aug 2025 11:19 WIB

Menengok Pasar Induk Beras Cipinang yang Disebut Ombudsman Terdampak Isu Beras Oplosan

Ombudsman RI mencatat penurunan omzet 20-50 persen di PIBC.

Rep: Mg160/ Red: Andri Saubani
Suasana Pasar Beras Induk Cipinang, Jakarta Timur, Rabu (13/8/2025).
Foto: Republika/mg160
Suasana Pasar Beras Induk Cipinang, Jakarta Timur, Rabu (13/8/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta Timur terlihat sepi usai berembusnya isu beras oplosan. Ombudsman RI menemukan adanya penurunan omzet pedagang di PIBC, imbas polemik beras oplosan yang mencuat belakangan ini.

Hasil inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan pada Senin (11/8/25) mencatat penurunan omzet antara 20 hingga 50 persen, disertai penurunan volume penjualan harian dari biasanya 15-20 ton menjadi hanya 6-10 ton per pedagang.

Baca Juga

Data internal PIBC menunjukkan volume beras masuk selama 1-10 Agustus 2025 turun 22,97 persen dibandingkan periode 1-10 Juli 2025. Volume beras keluar pun merosot 20,84 persen. Kondisi ini berdampak pada tenaga bongkar muat, di mana 80 persen dari 1.200 anggota tidak bekerja karena minimnya barang yang masuk dan keluar.

Republika pada Rabu, (13/8/25) coba mereportase kondisi langsung di lapangan. Berdasarkan pantauan, banyak toko beras yang tutup dan pasar yang kian sepi. Lorong-lorong yang umumnya dipadati aktivitas bongkar muat dan lalu-lalang pembeli kini tampak lengang.

Deretan toko dan gudang di beberapa blok bahkan tertutup rapat dan dikunci menggunakan gembok. Meski alasan tutupnya beberapa toko beras itu belum jelas, namun isu beras oplosan menjadi salah satu dugaan tutupnya sejumlah toko.

photo
Suasana Pasar Beras Induk Cipinang, Jakarta Timur, Rabu (13/8/2025). - (Republika/mg160)

Salah satu petugas keamanan PIBC mengaku kondisi pasar akhir-akhir ini memang sepi, tidak seperti biasanya. Dia menyebut setelah adanya isu beras oplosan yang mencuat, kondisi pasar tidak seramai biasanya. “Iyalah tutup, mungkin nggak ada yang beli,” katanya saat ditemui Republika, Rabu, (13/8/25).

Sejumlah pedagang mengaku tidak mengetahui alasan toko beras lainnya tutup. “Iya tutup, kalau alasan tutupnya saya nggak tau sih,” ucap salah satu pedagang beras. Mereka mengetahui adanya isu beras oplosan ini, namun selagi mereka tetap jujur, mereka akan tetap berdagang seperti biasanya.

Pedagang beras yang kerap disapa pak haji itu turut menanggapi permasalahan beras oplosan ini. Menurut penuturan dia, kondisi pasar yang kian sepi bukan karena adanya isu beras oplosan, tetapi sudah dari lama kondisi pasar memang sepi seperti itu.

“Ini kondisi normal lah, biasanya juga gini,” tuturnya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement