Senin 28 Jul 2025 19:07 WIB

Empat Siswa Sekolah Rakyat di Bandung Mengundurkan Diri Gara-Gara Homesick

Mereka yang mundur terdiri dari satu orang laki-laki dan tiga orang perempuan.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Andri Saubani
Sebanyak 100 orang siswa dan siswi kategori pra sejahtera mengikuti hari pertama masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) di Poltekesos Bandung, Senin (14/7/2025). Orangtua dan siswa berharap dapat meningkatkan kualitas hidup dari sisi ekonomi.
Foto: M Fauzi Ridwan.
Sebanyak 100 orang siswa dan siswi kategori pra sejahtera mengikuti hari pertama masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) di Poltekesos Bandung, Senin (14/7/2025). Orangtua dan siswa berharap dapat meningkatkan kualitas hidup dari sisi ekonomi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sebanyak empat orang siswa sekolah rakyat di kawasan Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekesos) Bandung mengundurkan diri karena homesick. Mereka terdiri dari satu orang laki-laki dan tiga orang perempuan.

Kepala Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 11 Bandung Tintin Sri Suprihatin mengatakan para siswa telah mengikuti kegiatan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) selama dua pekan kemarin. Selama tiga bulan, para siswa dan siswi bakal mengikuti kurikulum orientasi atau persiapan.

Baca Juga

Ia mengatakan para siswa dan siswi bakal dikenalkan dengan lingkungan baru dan aturan yang harus dipatuhi. Tintin menyebut anak-anak merasa betah dengan sekolah rakyat yang digulirkan presiden Prabowo Subianto.

Akan tetapi, terdapat empat orang siswa yang mengundurkan diri gara-gara homesick atau rindu rumah.

"Kalau anak-anak betah, tapi memang yang dari awal 100 itu kita ada 4 orang yang mundur karena tidak sanggup untuk boarding (asrama)," ucap dia ditemui di Poltekesos Bandung, Senin (28/7/2025).

Tintin menyebut kekosongan empat kursi akibat pengunduran siswa telah diisi oleh siswa baru lainnya dan sudah mengikuti kegiatan belajar mengajar. Sehingga kuota siswa dan siswa di sekolah rakyat tetap sebanyak 100 orang. Ia menyebut nama-nama baru tersebut sudah ada disiapkan dari pihak dinas.

"Iya, karena mereka masih pengen tidur dengan orang tuanya, jadi mereka tidak biasa. Betul (homesick), padahal di sini juga teman-temannya kalau ada yang rindu sama keluarganya itu kan setiap malam ada sesi curhat gitu ya," kata dia.

Selama mengikuti sekolah rakyat, ia menyebut para siswa tidak boleh keluar lingkungan sekolah. Mereka diperkenankan keluar sekolah apabila mendapatkan surat izin keluar.

Tintin menyebut para siswa dan siswi bakal mengikuti tiga jenjang kegiatan belajar mengajar selama 24 jam. Mereka akan belajar di kelas lalu dilanjutkan belajar ekstrakurikuler dan belajar di asrama.

Ia menambahkan orangtua siswa dapat menengok anaknya setiap hari Ahad. Terkait kelengkapan fasilitas seragam dan laptop, pihaknya masih menunggu arahan dari Kementerian pusat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement