REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Menteri Pertahanan Israel Katz pada Selasa (22/7/2025) malam mengindikasikan Israel mungkin mempertimbangkan untuk melanjutkan kampanyenya melawan Iran. Pertimbangan itu diputuskan dalam sebuah penilaian bersama para pemimpin militer senior.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh tokoh-tokoh militer penting seperti Kepala Staf Mayjen Eyal Zamir, Wakil Kepala Staf Mayjen Tamir Yadai, dan para kepala Direktorat Intelijen IDF, serta komandan IDF lainnya dan perwakilan dari Mossad dan Shin Bet (Badan Keamanan Israel).
Katz menekankan pentingnya mempertahankan superioritas udara Israel, yang dicapai selama Operasi Rising Lion. Ia menyerukan pengembangan rencana penegakan hukum yang efektif untuk mencegah Iran memulihkan program nuklir dan misilnya.
Pada awal Juli, dalam upacara wisuda pilot IAF, Katz mengeluarkan peringatan langsung kepada Iran. Ia menyatakan bahwa para lulusan tersebut merupakan perpanjangan tangan IDF, yang mampu menyerang di mana pun di Iran—dari Teheran hingga Isfahan hingga Tabriz, sebagaimana dilaporkan The Jerusalem Post sebelumnya.
"Tidak ada tempat bagi para pejabat Iran yang merugikan Israel untuk bersembunyi," tegasnya.
Menyikapi ancaman, Iran siap merespons setiap potensi serangan baru dari Israel. Hal itu ditegaskan Presiden Masoud Pezeshkian kepada kantor berita Aljazirah dalam wawancara televisi pertamanya sejak berakhirnya konflik militer kedua negara selama 12 hari, Rabu.
"Kami siap menghadapi setiap aksi militer oleh Israel, dan pasukan kami berada dalam siaga tempur penuh untuk menyerang kembali jauh ke wilayah Israel," kata Pezeshkian, seraya menambahkan bahwa Israel bungkam mengenai skala serangan Iran sebelumnya.
View this post on Instagram