Selasa 22 Jul 2025 21:40 WIB

Laboratorium TNI AD, AL, dan AU Digabung Jadi Farmasi Pertahanan Negara

Kepala BPOM mencatat, bahan baku obat sekitar 94 persen berasal dari impor.

Rep: Antara/Erik PP/ Red: Erik Purnama Putra
Menhan Sjafrie Sjamsoeddin (tengah) bersama Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dan Kepala BPOM Taruna Ikrar di Gedung Bhinneka Tunggal Ika Kemenhan, Jakarta Pusat, Selasa (22/7/2025) malam WIB.
Foto: Republika.co.id/Erik Purnama Putra
Menhan Sjafrie Sjamsoeddin (tengah) bersama Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dan Kepala BPOM Taruna Ikrar di Gedung Bhinneka Tunggal Ika Kemenhan, Jakarta Pusat, Selasa (22/7/2025) malam WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertahanan (Kemenhan) mengerahkan TNI untuk memproduksi obat dengan harga terjangkau dalam jumlah besar guna dikonsumsi masyarakat. "Pengerahan TNI ini dilakukan guna memenuhi kebutuhan obat nasional serta menekan harga obat di pasaran," kata Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin di kantor Kemenhan, Jakarta Pusat, Selasa (22/7/2025) malam WIB.

Sjafrie mengungkapkan, harga jual obat di masyarakat saat ini terbilang mahal. Pihaknya pun membuat terobosan mengikuti kebijakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang baru saja mengadakan reformasi struktur terkait laboratorium farmasi milik TNI AD, AL, dan AU.

Baca Juga

"Kita konsolidasikan menjadi satu farmasi pertahanan negara yang memproduksi obat," ucap Sjafrie seusai meneken nota kesepahaman (MoU) antara Kemenkes, Kemenhan, dan BPOM untuk membangun mengoptimalisasi bidang farmasi dan kesehatan.

Dia menjamin, produksi obat di laboratorium farmasi pertahanan negara mengikuti regulasi yang ditetapkan BPOM. Dengan begitu, nanti produksi obat bisa lebih murah dan jika memungkinkan dibagikan gratis kepada rakyat yang memerlukan.

Menurut Sjafrie, umumnya ragam laboratorium farmasi hanya memproduksi obat untuk kebutuhan medis anggota TNI saja. Kini, laboratorium milik TNI tiga matra akan memproduksi obat untuk kebutuhan masyarakat umum. Dia memastikan, kualitas obat-obatan buatan TNI sesuai dengan standar yang berlaku di Kemenkes.

Nantinya, semua obat produksi dalam negeri dijual di seluruh Koperasi Merah Putih. "Dan kita tujukan kepada kooperasi-kooperasi di desa. Teman-teman tahu kemarin kita juga sudah mulai bekerja memasukkan obat-obatan farmasi kita, produksi kita di gerai-gerai apotek di Kooperasi Desa Merah Putih," kata Sjafrie.

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar menyampaikan, pihaknya akan mengawasi proses pembuatan obat agar sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Menurut Ikrar, TNI merupakan mitra yang tepat dalam membuat obat karena kualitas hasil produksinya telah teruji dengan baik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement