REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengaku belum tahu nasib pemain timnas Indonesia Marselino Ferdinan bersama klubnya Oxford United pada musim depan. Marselino sempat dikabarkan akan dipinjamkan ke klub lain demi menit bermain, namun ketika ditanya lebih lanjut nasib pemain 20 tahun itu bersama Oxford, Erick yang merupakan salah seorang petinggi di Oxford mengaku belum mengetahuinya.
"Saya belum tahu. Kan masih tiga minggu lagi kan musim liga di Inggris," kata Erick di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Senin (21/7/2025), setelah hasil imbang 0-0 timnas U-23 Indonesia melawan timnas U-23 Malaysia pada laga terakhir Grup A Kejuaraan ASEAN U-23 2025.
Sejak didatangkan oleh klub divisi kedua itu pada musim lalu, Marselino baru bermain dua kali di kompetisi domestik, dengan menit bermain hanya 14 menit. Minimnya jam terbang di Oxford membuat pelatih mereka Gary Rowett membuka opsi untuk meminjamkan Marselino ke klub lain agar bakat mantan pemain Persebaya Surabaya itu bisa berkembang.
“Saya pikir setiap pemain muda perlu waktu bermain untuk berkembang. Mereka harus ada di lapangan untuk belajar dan menjadi lebih baik. Jadi saya kira rencana tahun ini untuk Marselino adalah mari kita lihat posisinya saat pramusim," kata Rowett dalam jumpa pers sebelum laga melawan Liga Indonesia All Stars pada ajang Piala Presiden 2025, dua pekan lalu.
"Mari kita beri dia (Marselino) kesempatan untuk bermain dalam pertandingan-pertandingan seperti ini (di pramusim). Kemudian pada suatu titik, jika kami merasa dia tidak akan berkembang dengan baik bersama kami, kami ingin meminjamkan dia agar bisa bermain lebih banyak di pertandingan sebab kami tahu dia pemain berbakat," tambah dia.
Sementara itu, Marselino terlihat hadir langsung menonton pertandingan Indonesia melawan Malaysia di SUGBK, kemarin malam. Saat ditanya mengapa Marselino masih berada di Indonesia, Erick menjelaskan dia masih menjalani tahap pemulihan cedera.
“Kan masih cedera, pemulihan, tapi rencana mungkin beberapa hari ke depan dia akan pulang,” kata Erick, yang merupakan salah satu petinggi Oxford tersebut.