REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS – Gencatan senjata di wilayah Sweida, selatan Suriah tak bertahan lama. Pemimpin suku badui di Suwayda mengeluarkan seruan kepada pejuang dari provinsi lain untuk menyelamatkan mereka dari serangan milisi Druze yang didukung Israel.
Suku-suku Badui yang telah bentrok dengan pejuang Druze di sekitar kota Sweida pada pekan ini menyerukan kepada suku-suku lain di seluruh Suriah untuk datang dan bergabung dengan mereka, menyusul kembalinya kekerasan di sana.
Aljazirah memverifikasi rekaman video yang menunjukkan pemimpin suku Abdul Moneim Al Naseef mengeluarkan seruan untuk meminta dukungan ketika ia dikelilingi oleh anggota suku bersenjata.
“Untuk mengusir bahaya dari orang-orang kami, dan sebagai tanggapan atas perintah Allah, kami mengarahkan seruan kepada suku-suku di semua provinsi Suriah untuk segera menuju ke Sweida untuk menyelamatkan orang-orang kami dari pembantaian dan pembersihan etnis,” katanya.
“Kami menyerukan kepada putra-putra dari suku-suku kami untuk menjunjung tinggi moral Islam dan Arab dan tidak menyerang siapapun kecuali mereka yang menyerang mereka.”
Kementerian Dalam Negeri Suriah mengatakan bahwa pasukan keamanan sedang bersiap untuk dikerahkan kembali ke provinsi Sweida untuk memadamkan pertempuran yang kembali pecah antara suku Druze dan Badui.

Suriah mulai menarik pasukan pemerintah dari provinsi tersebut pada Rabu malam setelah Israel melancarkan serangan ke Damaskus. Pihak Israel mengancam akan melancarkan serangan lebih besar jika pasukan Suriah tak ditarik dari Sweida.
Kementerian Dalam Negeri Suriah mengatakan bahwa pasukan keamanan sedang bersiap-siap untuk dikerahkan kembali ke provinsi Sweida untuk memadamkan pertempuran yang kembali terjadi antara suku Druze dan Badui.
Sebuah sumber di kementerian mengatakan bahwa keputusan tersebut diambil setelah adanya permintaan bantuan dari penduduk setempat. Kepresidenan Suriah juga menuduh para pejuang Druze melanggar gencatan senjata yang telah menyebabkan penarikan pasukan pemerintah.