Kamis 10 Jul 2025 17:04 WIB

Setelah Saudi Cegah Pengosongan Gaza, Qatar Siap Danai Rekonstruksi

Qatar akan mendanai pembangunan Gaza bersama Saudi dan UEA.

Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani menyambut Presiden Donald Trump di Amiri Diwan di Doha, Qatar, Rabu, 14 Mei 2025.
Foto: AP Photo/Alex Brandon
Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani menyambut Presiden Donald Trump di Amiri Diwan di Doha, Qatar, Rabu, 14 Mei 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA – Persyaratan gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera yang saat ini sedang dinegosiasikan di Doha akan memungkinkan Qatar untuk mulai mendanai rekonstruksi Jalur Gaza setelah gencatan senjata mulai berlaku. Kabar ini muncul bersamaan dengan terungkapnya peran Arab Saudi mencegah pengosongan Gaza.

Menurut laporan media Israel Ynet,, Hamas mengajukan tuntutan ini, dan Israel pada prinsipnya telah menyetujuinya. Beberapa negara lain juga akan mulai mengucurkan dana ke Gaza untuk upaya rekonstruksi berdasarkan ketentuan kesepakatan, kata laporan itu, meskipun tidak merinci negara mana yang dimaksud.

Baca Juga

Bagi Hamas, ini akan menjadi sinyal penting bagi penduduk Palestina di Gaza bahwa perang akan berakhir. Masalah ini diangkat dalam pembicaraan di Washington minggu ini dengan delegasi Qatar, bertepatan dengan kunjungan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk mendorong kesepakatan penyanderaan. 

Kekuatan regional, termasuk Arab Saudi dan UEA, menolak berkomitmen terhadap rekonstruksi Gaza sampai Israel mengonfirmasi penyelesaian perang.

Kendala utama dalam perundingan adalah Koridor Morag, di mana Hamas menuntut penarikan sepenuhnya pasukan Israel dari wilayah itu. Sumber-sumber Palestina mengklaim pada hari Rabu bahwa perundingan terhenti tetapi kesenjangan mungkin akan menyempit pada malam hari, ketika Israel menyampaikan kepada Qatar rencana yang direvisi soal penempatan IDF di Gaza, khususnya di koridor Morag.

Seorang pejabat senior Israel mengatakan kepada Reuters pada Rabu bahwa gencatan senjata di Gaza mungkin terjadi dalam waktu satu hingga dua minggu, meskipun tidak dalam waktu dekat. Berbicara secara anonim selama kunjungan Netanyahu ke Washington, pejabat itu mengatakan kedua belah pihak menyetujui gencatan senjata 60 hari, yang akan digunakan Israel untuk melakukan gencatan senjata permanen yang mengharuskan Hamas melucuti senjatanya. “Jika Hamas menolak, kami akan melanjutkan operasi militer,” pejabat itu memperingatkan.

Tiga bulan lalu, Netanyahu mengungkapkan kendali IDF atas Koridor Morag antara Khan Younis dan Rafah di Gaza selatan. Israel berencana untuk membangun “kota kemanusiaan” di wilayah tersebut, sebuah kompleks yang bakal memenjarakan sebanyak dua juta warga Gaza.

Israel bersikeras mempertahankan kendali atas Koridor Morag pasca-kesepakatan untuk menyaring ratusan ribu warga Palestina yang kembali ke Rafah, secara sukarela atau paksa, di pos pemeriksaan IDF. Ketika sebagian besar infrastruktur Rafah hancur, pemerintah berencana membangun fasilitas sementara seperti kamp pengungsi dengan bangunan portabel dan tenda.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement