Jumat 27 Jun 2025 05:45 WIB

Media Israel: IDF di Ambang Kehancuran di Gaza

Serangan yang menewaskan tujuh tentara Israel mengejutkan pihak Israel.

Seorang tentara Israel berjalan di terowongan di bawah Rumah Sakit Eropa di Khan Yunis, Ahad, 8 Juni 2025.
Foto: AP Photo/Ohad Zwigenberg
Seorang tentara Israel berjalan di terowongan di bawah Rumah Sakit Eropa di Khan Yunis, Ahad, 8 Juni 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Serangan-serangan pejuang Palestina beberapa hari belakangan menimbulkan gelombang kejut di Israel. Terbunuhnya tujuh tentara oleh seorang pejuang Palestina di Khan Yunis disebut awal dari kehancuran IDF di Jalur Gaza.

Avi Ashkenazi, koresponden militer untuk surat kabar Ma'ariv, mengatakan bahwa tentara Israel telah berada di ambang kehancuran di Gaza, dan kelanjutan perang tidak dapat ditoleransi lagi. Dia mengeluarkan seruan yang jelas untuk mengakhiri apa yang disebutnya sebagai perang yang tidak masuk akal dan menghindari dampak yang lebih berat yang mungkin akan segera ditanggung Israel.

Baca Juga

Hal ini muncul dalam sebuah artikel yang dia tulis mengomentari video yang dilansir pejuang Palestina tentang operasi kompleks yang dilakukan oleh Brigade Qassam, sayap bersenjata Hamas, di Khan Yunis, yang mengakibatkan kematian tujuh tentara, menurut pengakuan tentara Israel.

Koresponden militer menggambarkan insiden tersebut sebagai tanda nyata dari keruntuhan sistematis tentara Israel setelah hampir dua tahun berperang, dengan kepemimpinan politik yang tampaknya benar-benar terlepas dari kenyataan dan tidak memiliki visi nyata tentang bagaimana perang ini akan berakhir.

Ashkenazi mencatat dalam artikelnya bahwa insiden tersebut mewakili “pengawasan serius yang mempengaruhi tingkat tertinggi negara,” mulai dari Perdana Menteri Benjamin Netanyahu hingga Menteri Pertahanan Yisrael Katz, termasuk Kepala Staf baru, Letjen Eyal Zamir, wakilnya, Letjen Tamir Yadai, dan komandan Komando Selatan, Letjen Yaniv Asor.

Dia menambahkan bahwa rekaman video tentang serangan tersebut, di mana seorang pejuang Palestina menaiki kendaraan lapis baja Puma—kendaraan militer tua yang seharusnya sudah tidak digunakan lagi beberapa dekade yang lalu—dan melemparkan alat peledak ke dalamnya, “mengejutkan.” 

“Ini adalah bukti kegagalan nyata dalam mempersiapkan pasukan darat dan melengkapinya dengan sarana yang sesuai untuk medan perang masa kini, mulai dari sistem perlindungan dan pengawasan hingga infrastruktur operasional.”

Ashkenazi menunjukkan bahwa kegagalan di Khan Yunis bukanlah sebuah insiden yang terisolasi, melainkan akibat dari serangkaian kelalaian yang panjang, dan bahwa tragedi tersebut merupakan perwujudan dari kegagalan yang kompleks "dalam persiapan pasukan, dalam pasokan peralatan, dan dalam penggunaan taktisnya, di samping kelelahan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang diderita oleh para prajurit setelah hampir dua tahun berperang."

Ashkenazi menegaskan bahwa tentara Israel "dalam masalah besar" di Jalur Gaza, menghadapi "kegagalan militer dan politik yang berkelanjutan setelah 629 hari pertempuran."

photo
Tentara Israel menghadiri pemakaman rekannya yang tewas di Gaza, di pemakaman militer Mount Herzl di Yerusalem, 27 April 2025. - (EPA-EFE/ABIR SULTAN)

Dia juga yakin tentara Israel benar-benar kelelahan. “Kita memasuki Jabalia beberapa kali, meratakan Beit Hanoun, menginvasi Rafah lebih dari sekali, dan menghancurkan sebagian besar lingkungan Khan Yunis. Saat ini, kita beroperasi dengan empat divisi militer, menggunakan sebagian besar unit reguler.”

Menurut koresponden militer, Divisi 143 dan 162, yang telah berada di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023, bersama dengan Brigade Givati, Brigade 401, dan puluhan unit lainnya, semuanya jelas mengalami kemunduran fisik dan psikologis, tercermin dalam kesalahan operasional, penurunan intensitas pertempuran, penurunan disiplin, dan kemerosotan profesionalisme militer.

Hal ini juga merujuk pada rusaknya peralatan tempur, termasuk tank, kendaraan lapis baja, dan pesawat terbang, hingga pada titik di mana tentara tidak lagi mampu mempertahankan kualitas pertempuran yang diperlukan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement