REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana optimistis Kawasan Ekonomi Khusus Kesehatan (KEK) Sanur di Denpasar, Bali, menjadi incaran wisatawan yang sekaligus melakukan perawatan medis karena sedang menjadi tren global.
“Wellness dan health tourism ini akan meningkat karena ini adalah tren global sedang melesat,” kata Widiyanti di sela peresmian KEK Sanur di Denpasar, Bali, Rabu.
Ia pun mempromosikan kawasan ekonomi tersebut memiliki fasilitas berstandar internasional didukung dokter dari dalam dan luar negeri.
“Intinya masyarakat Indonesia agar tidak berobat di luar negeri seperti Malaysia, Singapura karena di sini skala internasional, dokternya juga dari berbagai negara,” ucapnya.
Dengan begitu ia mengharapkan infrastruktur baru itu dapat mendongkrak target kunjungan wisatawan mancanegara di Indonesia yang pada 2025 mencapai 14,6 juta hingga 16 juta orang.
KEK Kesehatan Sanur merupakan salah satu proyek strategis pariwisata yang dikelola holding BUMN InJourney.
Sementara itu, Direktur Utama InJourney Maya Watono dalam kesempatan yang sama menyebutkan keberadaan kawasan seluas total 41,26 hektare itu memiliki potensi untuk mengalihkan sekitar Rp75 triliun devisa per tahun masuk ke Indonesia.
Pasalnya, diperkirakan setiap tahun ada sekitar dua juta warga Indonesia berobat keluar negeri sehingga devisa keluar diperkirakan mencapai sekitar Rp150 triliun per tahun.
“Selain itu juga membawa wisatawan mancanegara menikmati wisata medis di sini,” imbuhnya.
Di dalam KEK tersebut terdapat Bali International Hospital (BIH) yang mulai beroperasi perdana pada 14 April 2025.
Rumah sakit internasional BIH memiliki luas 67.465 meter persegi dengan 255 tempat tidur yang berlokasi dekat kawasan wisata Sanur dengan daya tarik Pantai Sanur dan Pantai Segara Ayu.
Adapun layanan unggulan di rumah sakit tersebut antara lain kardiologi (jantung dan pembuluh darah), kanker, saraf, saluran pencernaan, dan ortopedi/tulang (CONGO).
Di kawasan itu juga tersedia hotel bintang lima serta gedung konvensi.
“Saat ini ada kardiologi dan kanker, pemeriksaan kesehatan lalu ada juga stem cell terapi regenerasi dari Jerman dan bedah estetika dari Korea,” ucapnya.