Senin 23 Jun 2025 02:02 WIB

Revitalisasi SLB, Kemendikdasmen: Butuh Pendampingan Perguruan Tinggi.

Kemendikdasmen gandeng 21 PTN jaga akuntabilitas revitalisasi SLB.

Ilustrasi kegiatan siswa SLB.
Foto: Republika/Prayogi
Ilustrasi kegiatan siswa SLB.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus (PKPLK) Kemendikdasmen melibatkan 21 perguruan tinggi negeri (PTN) guna menjaga akuntabilitas, ketepatan waktu hingga mutu pelaksanaan program revitalisasi sekolah luar biasa (SLB).

Sebagai langkah awal, Direktur PKPLK Kemendikdasmen Saryadi dalam pernyataan tertulis di Jakarta pada Ahad mengatakan telah melakukan penandatanganan kesepakatan bersama dengan 21 PTN yang terlibat, yang meliputi universitas dan politeknik negeri.

Baca Juga

Ia menjelaskan kedua puluh satu PTN itu akan mendampingi SLB penerima bantuan selama proses revitalisasi berlangsung, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan kegiatan revitalisasi.

“Kolaborasi antara PTN dan satuan pendidikan SLB penting karena dalam implementasinya. Program revitalisasi SLB ini membutuhkan pendampingan dari expertise dari perguruan tinggi yang mengerti aspek teknis bangunan,” kata Saryadi.

Menurut Saryadi, dengan adanya pendampingan ahli dari universitas maupun politeknik, program revitalisasi SLB dapat dilakukan sesuai standar kualitas bangunan serta tata kelola manajemen waktu yang telah ditetapkan.

Selain itu, revitalisasi SLB juga merupakan salah satu program utama Kemendikdasmen, sekaligus Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) Presiden Prabowo Subianto sehingga dampak manfaat dari program ini sangat dinantikan oleh masyarakat, yakni peserta didik SLB.

“Dengan pendampingan pada ahli dari kampus ini diharapkan program ini bisa cepat selesai sehingga anak-anak kita yang berkebutuhan khusus bisa segera dapat merasakan manfaat dari program ini. Mereka bisa belajar dengan sarana dan prasarana yang nyaman dan aman sekaligus untuk mitigasi kesalahan dalam penggunaan anggaran yang bisa menyebabkan kerugian negara,” imbuh Saryadi.

Nantinya, kata dia, setiap universitas/politeknik akan melakukan pendampingan program revitalisasi berbasis pendekatan wilayah.

Tim ahli dari perguruan tinggi akan berperan menyusun dokumen teknis revitalisasi yang sesuai dengan kebutuhan riil sekolah dalam mendukung peningkatan mutu layanan pendidikan inklusif.

Selain itu, mereka juga akan berperan dalam memberikan pendampingan teknis dan administratif di SLB penerima bantuan.

Pada kesempatan yang berbeda, Direktur Politeknik Negeri Medan (Polmed) Idham Kamil, menyambut baik dan mengapresiasi kerja sama itu.

Menurutnya, dengan pendekatan berbasis data dan keahlian vokasi, kerja sama ini akan memberi dampak nyata, berkelanjutan, dan menjadi model kolaborasi antarlembaga dalam mendukung pendidikan yang inklusif dan berkeadilan di Indonesia.

“Kami akan memastikan setiap langkah yang dilakukan berdampak langsung pada peningkatan mutu layanan pendidikan di satuan pendidikan SLB, baik dari sisi infrastruktur, pembelajaran, maupun manajemen kelembagaan,” kata Idham.

Sebagai informasi, program revitalisasi SLB akan menyasar 155 SLB di seluruh Indonesia dengan pembangunan sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan pembelajaran anak berkebutuhan khusus (ABK), pembangunan ruang pembelajaran khusus seperti ruang bina wicara yang ditujukan untuk pembelajaran bagi anak tunarungu yang dilengkapi dengan peralatan untuk mendukung terapi wicara bagi peserta didik.

Program ini dilakukan secara swakelola dengan melibatkan partisipasi masyarakat.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement