Sabtu 21 Jun 2025 06:55 WIB

Al-Fahmu Institute Luncurkan 2 Buku Intelektual di Panggung Kreasi IBF 2025

Al-Fahmu Institute meluncurkan buku tentang Palestina.

Al-Fahmu Institute meluncurkan dua buku terbaru dalam rangkaian acara Panggung Kreasi IBF.
Foto: istimewa
Al-Fahmu Institute meluncurkan dua buku terbaru dalam rangkaian acara Panggung Kreasi IBF.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Al-Fahmu Institute meluncurkan dua buku terbaru yang menjadi sumbangsih intelektual bagi dunia literasi Islam dalam rangkaian acara Panggung Kreasi IBF. Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting yang berpengaruh di bidang sosial, politik, dan keagamaan.

Dua buku yang diluncurkan dalam acara ini adalah Kronik Perlawanan Palestina karya Muhammad Ilhami dan Petunjuk Manusia Pilihan: Jalan Indonesia Mengakhiri Kegelapan karya Ustaz Fahmi Salim.

Founder Al-Fahmu Institute Ustaz Fahmi Salim mengatakan buku Kronik Perlawanan Palestina menggambarkan perjalanan sejarah perlawanan Palestina sejak munculnya Zionisme hingga perjuangan saat ini. Buku ini ditulis oleh Muhammad Ilhami, seorang sejarawan Arab terkemuka.

Sementara itu, buku Petunjuk Manusia Pilihan terinspirasi dari Surat Al-An'am ayat 90. Buku ini menekankan pentingnya meneladani mereka yang mendapat petunjuk Allah, terutama dalam upaya pembebasan Masjidil Aqsa.

Buku ini menawarkan pendekatan tadabbur kisah-kisah Al-Quran yang non-konvensional, berbasis tiga pilar utama yakni TAUHID, TAZKIYAH, dan UMRAN, untuk membangun manusia yang utuh serta memperbaiki kelemahan sosial, ekonomi, dan karakter umat Islam.

photo
Al-Fahmu Institute meluncurkan dua buku terbaru dalam rangkaian acara Panggung Kreasi IBF. - (istimewa)

"Buku ini juga berisi kritik sosial terhadap kelemahan karakter, ekonomi, korupsi, ketidakadilan, dan kezaliman yang masih banyak terjadi di kalangan umat Islam. Buku Petunjuk Manusia Pilihan merupakan upaya merekonstruksi karakter muslim untuk mengakhiri kegelapan di Indonesia, demi membawa Indonesia menuju terang," kata dia.

Para tamu yang hadir antara lain publik figur Neno Warisman, Ketua Direktur Yayasan Persahabatan dan Studi Peradaban (YPSP) Syekh Ahed Abu Al-Atta,  Gaza Founder International Networking for Humanitarian (INH) Muhammad Husein, Ustadz Fahmi Salim (Founder Al-Fahmu Institute), Founder Nusantara Palestina Center (NPC) Abdillah Onim, dan Mustafa Abd Rahman.

Pengamat Senior Politik Timur Tengah Mustafa Abd Rahman mengatakan buku ini diluncurkan di tengah memanasnya konflik Iran-Israel yang dapat memengaruhi masa depan Palestina secara signifikan. "Konflik Iran-Israel yang penuh kecanggihan teknologi militer menunjukkan dinamika modern dalam geopolitik Timur Tengah," ujar Mustafa.

Founder INH Muhammad Husein Gaza mengatakan Muhammad Husein mengingatkan sejarah Salahuddin Al-Ayyubi dalam pembebasan Masjid Al-Aqsa yang dimulai dari revolusi pemikiran. Literasi menjadi kunci penting untuk pembebasan Palestina. Ia menegaskan bahwa jihad intelektual melalui membaca dan menulis adalah langkah nyata menuju pembebasan Baitul Maqdis.

Peluncuran ini tidak hanya menghadirkan diskusi intelektual yang mendalam, tetapi juga menjadi momentum untuk meneguhkan pentingnya literasi sebagai sarana perjuangan umat Islam. Kedua buku ini diharapkan menjadi panduan inspiratif dalam membangun karakter, peradaban, dan visi umat Islam menuju masa depan yang lebih cerah.

Public Figure Neno Warisman menekankan pentingnya hubungan emosional dengan Masjid Al-Aqsa. Dia menyerukan agar setiap Muslim merasakan Masjid Al-Aqsa sebagai bagian dari keluarga yang harus dilindungi dan dicintai.

Founder NPC Abdillah Onim mengungkapkan bahwa anak-anak Yahudi diajarkan doktrin superioritas sejak kecil. Hal ini berbeda dengan pendidikan yang mengajarkan cinta dan keadilan kepada anak-anak Palestina.

"Buku ini bertujuan memupuk semangat perjuangan dan cinta terhadap Palestina, mengedukasi masyarakat demi tercapainya pembebasan Masjidil Aqsa," kata Onim.

Metua YPSP Syekh Ahed Abu Al-Atta mengutip Malik bin Nabi, Syekh Ahed menegaskan pentingnya membaca sebagai kunci kebangkitan umat. Ia juga memaparkan bahwa "Badai Al-Aqsa" atau Tufanul Aqso telah menjadi simbol ketabahan Gaza dan mengungkapkan kelemahan Israel di mata dunia.

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement