Rabu 18 Jun 2025 16:21 WIB

Teheran Yakin, Negara Arab tak akan Izinkan AS Serang Iran dari Wilayahnya

Iran tegaskan hubungan baik dengan negara-negara Arab.

Pangkalan Militer Al Udeid di di dekat Doha, Qatar. Inilah pangkalan militer Amerika Serikat terbesar di Timur Tengah. Foto tahun 2004.
Foto: wikipedia
Pangkalan Militer Al Udeid di di dekat Doha, Qatar. Inilah pangkalan militer Amerika Serikat terbesar di Timur Tengah. Foto tahun 2004.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Iran Esmaeil Baghaei menegaskan, negaranya saat ini hanya memusatkan perlawanan terhadap Israel. Dalam wawancara dengan Aljazirah, Baghaei mengatakan, Iran sedang menghadapi serangan dari "rezim pelaku genosida", yakni Israel. Karena itu, lanjutnya, Teheran akan mempertahankan diri dan menyerang balik dengan kekuatan penuh.

"Sekarang, kami berfokus mempertahankan diri kami dari serangan Israel. Itulah mengapa, kami sangat berhati-hati dan penuh perhitungan dalam menjawab serangan-serangan (Israel)," ujar Jubir Kemlu Iran, dilansir Aljazirah, Rabu (18/6/2025).

Baca Juga

"Sejauh ini, kami menarget markas-markas militer dan keamanan (Israel), termasuk yang berada di wilayah pendudukan. Kini, kami berfokus pada upaya itu," sambung Baghaei.

Jubir Kemlu ini lantas ditanya, apakah Iran akan menyerang pangkalan militer Amerika Serikat (AS) yang berdiri di negara-negara tetangga. Terlebih lagi apabila Washington ikut terjun membantu Israel dalam peperangan melawan Iran.

Menjawabnya, Baghaei menyampaikan keyakinannya, negara-negara Arab tidak akan membiarkan wilayahnya digunakan untuk menyerang Iran. Ia juga menggarisbawahi, negara-negara tetangga menjalin hubungan yang sangat erat dengan Teheran.

"Kami punya hubungan yang sangat baik dengan negara-negara Arab, dan mereka sangat menyadari fakta bahwa Israel terus berupaya menyeret negara-negara lain ke dalam perang ini," ucap Baghaei.

"Intinya, kami yakin bahwa negara-negara Arab tetangga kami, termasuk yang menerima pangkalan AS di sana, tak akan membiarkan wilayahnya digunakan dalam (operasi militer) melawan sesama negara Muslim," tambahnya.

Menurut hukum internasional, tegas Baghaei, tidak ada negara yang memiliki dasar hukum untuk mengizinkan wilayahnya dipakai oleh pihak ketiga guna menyerang negara lain.

“Berdasarkan hukum internasional, tidak ada negara manapun yang berhak mengizinkan pihak ketiga menggunakan wilayahnya untuk melawan negara lain," ujarnya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Desak gencatan senjata

Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab (UEA) Syekh Abdullah bin Zayed al-Nahyan mengingatkan bahaya meluasnya area pertempuran kedua negara tersebut. Pihaknya pun mendesak dilakukannya gencatan senjata selekas-lekasnya.

“Tidak ada solusi selain jalur politik dan diplomatik,” ujarnya, dikutip Arab News, Rabu (18/6/2025).

sumber : Al Jazeera
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement