REPUBLIKA.CO.ID,TEL AVIV – Militer Israel akhirnya melakukan serangan udara ke Iran. Ledakan dilaporkan terdengar di Teheran sementara sirine meraung-raung di seantero Israel.
Kantor Berita Iran Nour mendengar suara ledakan dahsyat di kawasan Mahallati, timur laut ibu kota, Teheran. Koresponden Aljazirah di Teheran melaporkan mendengar enam ledakan besar di ibu kota Iran pada Jumat pagi.
Aljazirah melaporkan bahwa suara ledakan berasal dari timur Teheran, tempat situs militer Parshit dan situs Kementerian Pertahanan Iran lainnya berada, dan dari barat daya ibu kota Iran, tempat situs milik Garda Revolusi Iran berada. Televisi pemerintah Iran melaporkan mendengar ledakan keras di berbagai wilayah ibu kota, Teheran.
Serangan Israel juga menyasar Kota Natanz, di selatan Teheran, yang merupakan lokasi fasilitas pengayaan uranium utama Iran. Selain itu di Kota Tabriz, barat laut Teheran, tempat ledakan dilaporkan terjadi di dekat pusat penelitian nuklir dan dua pangkalan militer. Serangan juga dilancarkan ke Isfahan, selatan Teheran; Kota Arak, barat daya Teheran; dan Kota Kermanshah, sebelah barat Teheran
Pasukan penjajahan Israel (IDF) mengonfirmasi bahwa mereka telah meluncurkan kampanye udara melawan program nuklir Iran. “Puluhan pesawat Angkatan Udara baru-baru ini menyelesaikan serangan pembuka, termasuk menyerang puluhan sasaran militer dan sasaran nuklir di berbagai wilayah Iran,” bunyi pernyataan IDF.
Operasi ini dijuluki “Bangsa Singa.” IDF mengatakan Iran memiliki cukup uranium yang diperkaya untuk membuat beberapa bom dalam beberapa hari, dan Israel mengeklaim perlu mengambil tindakan melawan “ancaman yang akan terjadi” ini.
Residential buildings hit by the Israeli occupation in Tehran, Iran. pic.twitter.com/t2WCgTkyOe
— Quds News Network (QudsNen) June 13, 2025
Sementara sirene terdengar di seluruh Israel pada Jumat pagi. Ini merupakan peringatan dini yang dikeluarkan oleh IDF, menjelang kemungkinan reaksi dari Iran.
Menteri Pertahanan Israel Katz mengatakan dia telah mengumumkan situasi darurat di seluruh negeri karena tindakan Israel di Iran. “Setelah serangan pendahuluan yang dilakukan Negara Israel terhadap Iran, serangan rudal dan drone terhadap Negara Israel dan penduduk sipilnya diperkirakan akan terjadi dalam waktu dekat,” kata Katz di lansir Times of Israel.
Dia mengatakan dia telah menandatangani “perintah khusus, yang menyatakan keadaan darurat khusus akan diberlakukan di wilayah dalam negeri di seluruh Negara Israel.” “Anda harus mematuhi instruksi Komando Front Dalam Negeri dan pihak berwenang dan tetap berada di kawasan lindung,” tambah Katz.
Ketika Israel melancarkan serangan di Iran, Komando Front Dalam Negeri IDF mengumumkan perubahan segera pada pedomannya, melarang semua kegiatan pendidikan, pertemuan, dan tempat kerja, kecuali sektor-sektor penting. “Masyarakat diharuskan mengikuti pedoman yang dipublikasikan di saluran resmi Home Front Command,” kata tentara.

Tzvika Tessler dari HomeFront Command mengatakan bahwa, dalam beberapa jam mendatang, kita mungkin mengalami “serangan signifikan dari timur.” Ini bisa berupa “rudal-rudal berat” yang bisa menjangkau wilayah mana pun di negara ini, katanya di berita Channel 12. “Kami akan memberikan peringatan yang luas,” katanya.
Perdana Menteri Israel mengatakan serangan itu ditujukan pada program nuklir, rudal balistik, dan kemampuan militer Iran. “Operasi ini akan berlanjut selama diperlukan, sampai kami menyelesaikan misinya,” kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan serangan Israel terhadap Iran “sangat mungkin terjadi". Trump menegaskan kembali preferensinya terhadap resolusi diplomatik terhadap program nuklir Iran, ketika para pejabat AS bersiap untuk putaran perundingan berikutnya dengan Teheran.
Komentarnya muncul setelah Dewan Gubernur Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menyatakan Iran melanggar kewajiban non-proliferasinya, yang merupakan tindakan pertama dalam hampir dua dekade. Iran, sebagai tanggapannya, mengumumkan tindakan balasan, dengan seorang pejabat menyatakan bahwa "negara sahabat" telah memperingatkan kemungkinan serangan Israel.
Berbicara sehari sebelumnya, Trump mengungkapkan bahwa staf diplomatik Amerika direlokasi dari wilayah tersebut karena meningkatnya kekhawatiran keamanan. “Timur Tengah bisa menjadi tempat yang berbahaya,” katanya, seraya menambahkan bahwa Iran tidak akan diizinkan mengembangkan senjata nuklir.
Penilaian intelijen AS menunjukkan bahwa "Israel" telah melakukan persiapan untuk menyerang situs nuklir Iran, meskipun para pejabat mencatat tidak ada indikasi bahwa keputusan akhir telah diambil. Trump pada hari Kamis mengakui bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sedang mempertimbangkan kemungkinan serangan, yang menurutnya dapat memicu “konflik besar” di wilayah tersebut.