Selasa 10 Jun 2025 10:15 WIB

Dosen UNM Raih Hibah Penelitian dan Pengabdian Masyarakat dari Kemdiktisaintek

UNM konsisten mendorong riset dan pengabdian yang berorientasi pada dampak nyata.

Sebanyak sebelas dosen Universitas Nusa Mandiri (UNM) berhasil meraih pendanaan dalam skema Program Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Tahun Anggaran 2025 yang diselenggarakan oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) Kemdiktisaintek.
Foto: unm
Sebanyak sebelas dosen Universitas Nusa Mandiri (UNM) berhasil meraih pendanaan dalam skema Program Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Tahun Anggaran 2025 yang diselenggarakan oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) Kemdiktisaintek.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sebanyak sebelas dosen Universitas Nusa Mandiri (UNM) berhasil meraih pendanaan dalam skema Program Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Tahun Anggaran 2025 yang diselenggarakan oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) Kemdiktisaintek.

Pengumuman resmi pendanaan hibah tersebut dirilis pada 23 Mei 2025 melalui laman bima.kemdiktisaintek.go.id, setelah melalui proses seleksi ketat berdasarkan proposal yang diajukan. Hibah ini diberikan untuk berbagai skema, seperti Penelitian Fundamental, Penelitian Terapan, serta program pemberdayaan masyarakat.

Ketua LPPM UNM Andi Saryoko mengungkapkan rasa bangga dan apresiasinya terhadap capaian tersebut. "Ini adalah bukti nyata bahwa UNM konsisten mendorong budaya riset dan pengabdian yang berorientasi pada dampak nyata. Kami terus berkomitmen mendukung para dosen dalam menghasilkan karya ilmiah dan sosial yang relevan dengan tantangan zaman,” ujarnya dalam keterangan tertulis, pada Selasa (10/6/2025).

Katagori Penelitian

Dalam kategori penelitian, enam dosen UNM berhasil mendapatkan pendanaan. Di antaranya, Dwiza Riana dengan riset berjudul GoRujuk, yaitu sistem diagnostik mandiri berbasis kecerdasan artifisial untuk mendeteksi ginekologis dan kanker serviks secara dini. Riset ini berada dalam skema Penelitian Terapan Luaran Model.

Kemudian, Laela Kurniawati yang mengembangkan DeepSkin, sebuah model deep learning untuk klasifikasi kanker kulit melalui analisis citra digital. Sementara itu, Lilyani Asri Utami fokus pada inovasi chatbot berbasis machine learning dan NLP untuk meningkatkan literasi hukum bagi pelaku UMKM dalam mendukung ekonomi digital.

Tak kalah menarik, Sri Hadianti meneliti teknologi pengendalian hama pada tanaman kentang dengan model MaTangDetect berbasis AI. Adapun Sukmawati Anggraeni Putri mengembangkan MentalBooster.ai, teknologi adaptif berbasis multimodal deep learning untuk mendeteksi kekerasan fisik dan mitigasi psikologis peserta didik. Sementara Windu Gata mengusung pendekatan cerdas bertajuk EagleEyes untuk deteksi otomatis pelanggaran lalu lintas pada kota cerdas di Indonesia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement