REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- FIFA mendenda enam federasi sepak bola, masing-masing sebesar 20.000 hingga 26.500 franc Swiss atau sekira Rp 397 juta hingga Rp 524 juta. Hukuman dijatuhkan atas pelanggaran diskriminasi pada pertandingan kualifikasi Piala Dunia sebelumnya yang berlangsung pada Maret 2025.
Federasi Albania juga diperintahkan untuk memangkas kapasitas stadionnya sebesar 20 persen, atau mengisi kursi dengan "komunitas dan/atau kelompok kepentingan khusus." Pertandingan kandang Albania berikutnya adalah melawan Serbia pada tanggal 7 Juni.
Ekuador, yang akan menjamu Brasil pada 5 Juni, harus memangkas kapasitas sebesar 25 persen atau mengisi bagian tersebut dengan kelompok masyarakat khusus, demikian diumumkan FIFA dalam sanksi yang dipublikasikan dari panel disiplinnya.
Paraguay, Rumania, Bosnia-Herzegovina, dan Indonesia juga terkena denda dan diperintahkan untuk mengurangi kapasitas stadion pada pertandingan kandang berikutnya dalam kualifikasi Piala Dunia. Angkanya beragam.
Exco PSSI Arya Sinulingga beberapa waktu lalu mengatakan, PSSI harus mengurangi kapasitas penonton di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta saat melawan China sebesar 15 persen. PSSI juga harus membayar denda Rp 400 juta lebih.
Namun, Arya mengatakan FIFA tetap memberi kesempatan laga Indonesia vs China diisi penuh. Syaratnya, jatah 15 persen penonton itu diberikan kepada komunitas anti-diskriminasi.
Tindakan diskriminasi yang dilanggar tidak disebutkan secara rinci oleh FIFA. Namun, untuk Indonesia, hukuman diberikan karena pada menit ke-80 sekitar 200 sampai 300 suporter dianggap meneriakkan ujaran kebencian terhadap Bahrain.
Kualifikasi Piala Dunia 2026 akan dilanjutkan dalam dua pekan ke depan. Setelah menjamu China pada 5 Juni, Indonesia akan bertandang ke Jepang pada 10 Juni.