Rabu 21 May 2025 09:58 WIB

Akhirnya 100 Truk Bantuan Kemanusiaan Masuk Gaza Palestina

PBB akan fasilitasi distribusi bantuan kemanusiaan untuk warga Gaza.

Truk yang membawa bantuan kemanusiaan untuk Jalur Gaza terlihat di Persimpangan Kerem Shalom di Israel selatan, Senin, 19 Mei 2025.
Foto: AP Photo/Ohad Zwigenberg
Truk yang membawa bantuan kemanusiaan untuk Jalur Gaza terlihat di Persimpangan Kerem Shalom di Israel selatan, Senin, 19 Mei 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Kantor Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA), Selasa (20/5), mengumumkan bahwa Israel telah menyetujui masuknya sekitar 100 truk bantuan ke Jalur Gaza, jumlah yang jauh lebih besar dibandingkan hanya sembilan truk yang diizinkan sehari sebelumnya.

“Kami telah mengajukan permintaan dan menerima persetujuan lebih banyak truk untuk masuk hari ini, jauh lebih banyak dibanding kemarin,” kata Juru Bicara OCHA Jens Laerke kepada wartawan di Jenewa.

Baca Juga

“Kami berharap, dengan persetujuan ini, sebagian besar -- semoga seluruhnya --dapat melintasi perbatasan hari ini dan menuju titik distribusi di dalam wilayah Gaza,” ujarnya.

Saat diminta angka pasti, Laerke menyebut jumlahnya sekitar 100 truk.

Pengumuman ini disampaikan sehari setelah hanya sembilan truk bantuan yang diizinkan masuk melalui penyeberangan Kerem Shalom pada Senin -- angka yang terus dikritik oleh OCHA dan berbagai organisasi kemanusiaan karena jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan mendesak masyarakat Gaza.

Dari sembilan truk yang diizinkan pada Senin, Laerke mengatakan hanya lima yang benar-benar berhasil masuk ke Gaza karena kendala logistik di titik perbatasan.

“Dari sembilan truk tersebut, hanya lima yang berhasil masuk ... sisanya gagal karena alasan logistik,” jelasnya, seraya menambahkan bahwa proses penyeberangan sangat kompleks.

“Seperti yang Anda ketahui, ada beberapa tahap dalam penyeberangan ini, termasuk proses pemindahan dan pengemasan ulang dari satu truk ke truk lain sebelum dapat melanjutkan perjalanan.”

Bahkan lima truk yang berhasil masuk pada Senin pun belum sepenuhnya diizinkan untuk mendistribusikan bantuan karena masih dalam pengawasan otoritas Israel.

“Truk-truk tersebut masih berada di bawah pengawasan tingkat akhir otoritas Israel, dan kami masih memerlukan izin untuk mengambilnya,” ujar Laerke.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement