REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Polrestabes Bandung dan jajaran polseknya mengamankan 131 pelaku aksi premanisme di Kota Bandung. Modus aksi premanisme yang dilakukan mereka yaitu memalak pedagang kios, memungut uang parkir secara paksa, dan membawa narkotika.
Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Budi Sartono mengatakan sebanyak 131 orang pelaku aksi premanisme ditangkap dalam satu pekan lebih terakhir. Mereka ditangkap secara bertahap.
"Tak ada tempat premanisme di Kota Bandung. Total ada 131 orang yang diamankan dan didata untuk dibina bila tidak ada unsur pidana," kata Budi belum lama ini.
Ia mengatakan, apabila terdapat unsur pidana maka akan diproses hukum.
Sebelumnya, Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Rudi Setiawan menegaskan tidak ada ampun untuk aksi premanisme di wilayah Jawa Barat. Ia pun bakal menyikat habis para pelaku aksi premanisme yang menganggu keamanan iklim investasi.
"Kami sudah bicarakan dengan gubernur, wali kota, dan bupati serta seluruh kapolres. Kami berkomitmen memberantas premanisme," kata Irjen Pol Rudi di Gedung Pakuan, pekan kemarin.
Ia menyebut pihaknya bakal menjamin investasi di Jawa Barat aman dan bebas dari aksi premanisme. Irjen Pol Rudi mengaku bakal menggelar patroli bersama polisi, TNI, dan Satpol PP serta membangun pos di kawasan industri di Jabar.
Kapolda menyebut sudah menetapkan 177 orang menjadi tersangka aksi premanisme selama operasi pekat 10 hari. Ia menegaskan tidak ada tempat untuk aksi premanisme di Jawa Barat.
Ia menyebut aksi premanisme banyak terjadi di kawasan industri, permukiman, pasar, pembangunan rumah dan lainnya.
Pihaknya akan tegas termasuk menindak pelaku pungutan liar di pasar atau parkir liar. Ia menegaskan akan menindak seluruh aksi premanisme. Termasuk sudah mengintruksikan jajaran polres untuk menyikat segala bentuk aksi premanisme.
"Segala macamnya yang dirisaukan oleh masyarakat, kita semua akan tindak dan sudah dilakukan. Sikat premanisme," kata dia.
Kapolda Jabar pun mendukung langkah Gubernur Jabar Dedi Mulyadi yang akan memasukkan preman ke barak sebagai bentuk edukasi. Ia menyebut seseorang menjadi preman karena tidak terlatih untuk memenuhi kebutuhan hidup.
"Kita siapkan dia jadi manusia yang berguna dengan salah satunya pendidikan. Kita dukung," kata Kapolda Jabar.
View this post on Instagram