Senin 19 May 2025 09:23 WIB

Gelar Operasi Darat Skala Besar, Israel: Hantam 670 Target

Bukan dukung, Eropa malah bersatu mengecam Israel.

Tentara Israel mengerjakan tank dan APC di area persiapan dekat perbatasan dengan Jalur Gaza, di Israel selatan, Kamis, 15 Mei 2025.
Foto: AP Photo/Ariel Schalit
Tentara Israel mengerjakan tank dan APC di area persiapan dekat perbatasan dengan Jalur Gaza, di Israel selatan, Kamis, 15 Mei 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Militer Israel pada Ahad mengumumkan dimulainya "operasi darat skala luas" di wilayah Jalur Gaza yang porak-poranda akibat perang.

“Dalam 24 jam terakhir, pasukan IDF (Angkatan Bersenjata Israel) di Komando Selatan -- baik tentara aktif maupun cadangan -- memulai operasi darat skala luas di wilayah utara dan selatan Jalur Gaza, sebagai bagian dari dimulainya Operasi Gideon’s Chariots,” demikian pernyataan resmi militer Israel.

Baca Juga

Juru bicara militer, Avichay Adraee, mengatakan bahwa dalam beberapa hari terakhir, Israel meningkatkan serangan udara ke Gaza dan menghantam lebih dari 670 target Hamas, dengan tujuan “mengganggu persiapan musuh dan mendukung operasi darat tersebut.”

Selama lima hari terakhir, serangan udara Israel ke Gaza mengalami eskalasi, bertepatan dengan tur Timur Tengah Presiden AS Donald Trump yang mencakup Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab.

Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan sedikitnya 378 warga Palestina tewas dan puluhan lainnya terluka dalam serangan terbaru ini.

Sejak Oktober 2023, Israel telah melancarkan serangan brutal ke Jalur Gaza yang menyebabkan lebih dari 53.300 warga Palestina terbunuh, mayoritas adalah perempuan dan anak-anak.

Kecaman Eropa

Ribuan orang di berbagai kota besar Eropa menggelar aksi besar-besaran pada 15 Mei untuk memperingati Hari Nakba -- hari ketika lebih dari 700.000 warga Palestina terusir dari tanah mereka usai berdirinya Israel pada 1948.

Aksi itu juga menjadi bentuk kecaman atas serangan brutal Israel ke Jalur Gaza.

Di Stockholm, ribuan orang memadati Lapangan Odenplan atas undangan sejumlah organisasi masyarakat sipil.

Para demonstran membawa bendera Palestina, foto anak-anak korban serangan, dan spanduk bertuliskan “Hentikan genosida rezim Zionis di Palestina.”

Sebagian peserta memegang poster bertuliskan nama-nama warga sipil yang tewas di Gaza untuk menarik perhatian terhadap tragedi kemanusiaan yang masih berlangsung.

Aktivis Yahudi asal Swedia, Dror Feiler, menyebut serangan Israel di Gaza sebagai bentuk genosida dan mendesak agar aksi itu segera dihentikan.

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement