REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Israel akhirnya melonggarkan blokade bantuan kemanusiaan berupa makanan masuk ke Gaza menyusul dimulainya operasi militer di bagian utara dan selatan. Hal itu dikonfirmasi oleh Kantor Perdana Menteri Netanyahu pada Ahad (18/5/2025).
Keputusan pembukaan blokade bantuan kemanusiaan meski masih dalam jumlah terbatas ini diambil usai gelombang tekanan dunia internasional terhadap Israel merujuk pada kondisi Gaza yang menuju pada bencana kelaparan massal sejak blokade diterapkan pada Maret.
"Berdasarkan rekomendasi IDF, dan kebutuhan operasional untuk melanjutkan memperluas serangan guna menghancurkan Hamas, Israel akan memperbolehkan sejumlah dasar makanan untuk populasi untuk memastikan bahwa krisis kelaparan tidak berkembang di Jalur Gaza," demikian keterangan Kantor Perdana Menteri Netanyahu.
Eri Kaneko, juru bicara Kepala Bantuan PBB Tom Fletcher juga mengonfirmasi bahwa telah dihubungi oleh otoritas Israel untuk "melanjutkan pengiriman bantuan dalam jumlah terbatas". Menurutnya, diskusi terkait distribusi logistik antara PBB dan otoritas PBB masih berlangsung.
Israel mengumumkan keputusan pembukaan blokade setelah beberapa sumber dari kedua belah pihak menginformasikan tidak adanya kemajuan dari babak baru perundingan antara Israel dan Hamas di Qatar. Sebelumnya, Netanyahu mengatakan, perundingan itu termasuk mendiskusikan gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran sandera, juga sebuah proposal untuk mengakhiri perang dengan imbalan pengusiran militan Hamas dan demiliterisasi Gaza, proposal yang telah ditolak Hamas.
Militer Israel juga memberi isyarat akan menurunkan level serangan di Gaza guna membantu tercapainya kesepakatan di Doha. Kepala IDF Eyal Zamir mengatakan, angkatan bersenjatanya akan bersikap fleksibel terhadap pemerintahan Netanyahu.
Militer Israel mengklaim telah melancarkan serangan terhadap lebih dar 670 target Hamas di Gaza selama sepekan terkahir di bawah operasi Gideon Chariot. Pejabat kesehatan Palestina menyebut ratusan warga sipil terbunuh akibat serangan Israel, termasuk 130 tewas dalam semalam.