REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lamine Yamal tampil memukau, Pedri mengatur tempo, dan Raphinha mencetak gol-gol krusial saat Barcelona memenangkan gelar La Liga 2024/2025 dengan memainkan sepak bola paling bertenaga sejak masa kejayaan Lionel Messi. Para pemain Blaugrana tampil gemilang dalam musim dengan gelar ganda, setelah sebelumnya menjuarai Copa del Rey, tapi keberhasilan Barcelona sebagian besar berkat pelatih Hansi Flick.
Hansi Flick sukses bersama Bayern Munchen, tapi buruk saat menangani timnas Jerman. Ia kembali dengan brilian. Musim pertamanya bersama Barcelona, tiga trofi langsung dipersembahkan, satu lagi Piala Super Spanyol selain La Liga dan Copa del Rey. Padahal, ia memoles skuad serupa yang tidak memenangkan apa pun pada musim sebelumnya di bawah Xavi Hernandez. Namun, Flick mengubahnya menjadi salah satu tim paling menghibur di Eropa.
Rencana permainan Flick adalah menekan tinggi di lapangan untuk merebut bola di posisi menyerang. Sesuatu yang dijalankan dengan penuh semangat oleh para pemainnya. Andai lebih sabar dan dinaungi Dewi Fortuna, bukan tak mungkin Barcelona ke final Liga Champions karena tinggal hitungan detik lagi mengalahkan Inter Milan.
Barcelona mengunci gelar juara La Liga pada Jumat (16/5/2025) dini hari WIB dengan kemenangan 2-0 atas Espanyol. Gol Yamal pada menit ke-53 membuka jalan kemenangan.
"Flick memiliki peran besar dalam gelar ini," kata Pedri setelah pertandingan penentuan di Espanyol. "Ia benar-benar mengubah tim, dan musim ini adalah musim yang tak terlupakan."
Berikan bola kepada Yamal
Yamal mengukuhkan statusnya sebagai bintang sepak bola internasional yang sedang naik daun hanya beberapa pekan sebelum Barcelona dimulai baru. Ia mencuri perhatian dalam kemenangan Spanyol di Piala Eropa.
Ia membawa permainan fantastisnya ke Barcelona, dan selama musim ini, perannya dalam serangan meningkat, begitu pula perannya sebagai motivator vokal. Komentarnya kepada rekan setimnya saat Madrid unggul 2-1 di final Copa del Rey merangkum mentalitasnya dan Barcelona.
"Tidak masalah jika mereka mencetak satu gol, tidak masalah jika mereka mencetak dua gol. Mereka tidak bisa mengimbangi kami." Benar, akhirnya Barcelona menang 3-2.
Yamal membantu memimpin beberapa comeback entah dengan gol atau assist-nya. Ia menjadi alasan utama Barcelona menyapu bersih keempat duel el Clasico melawan Real Madrid dengan skor gabungan 16-7: dua di liga, dan masing-masing sekali final piala Copa, dan Piala Super Spanyol. Satu golnya dengan tendangan melengkung yang memukau memimpin kemenangan Barcelona atas Madrid 4-3 yang mempercepat kepastian gelar juara La Liga.