Ahad 04 May 2025 00:22 WIB

Jet-Jet Turki Memulai Intervensi di Suriah Guna Hentikan Serangan Udara Israel

Ankara dilaporkan frustrasi atas aksi serangan udara Israel di Suriah.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden sementara Suriah Ahmed al-Sharaa berjabat di sela Forum Diplomasi Antalya (ADF 2025) di Antalya, Turki, 11 April 2025.
Foto: Kantor Kepresidenan Turki via EPA-EFE
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden sementara Suriah Ahmed al-Sharaa berjabat di sela Forum Diplomasi Antalya (ADF 2025) di Antalya, Turki, 11 April 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Jet-jet Turki dilaporkan menggelar operasi pengacakan sinyal pada Jumat (2/5/2025) sebagai upaya menghentikan pesawat-pesawat Israel beroperasi di udara Suriah. Diketahui, Israel terus membombardir beberapa wilayah di Suriah dengan dalih melindungi komunitas Druze dari konflik horizontal.

Kantor berita Suriah, SANA dilansir the New Arab melaporkan, satu warga sipil tewas dan beberapa lainnya terluka akibat serangan udara Israel di Harasta dan kota al-Tall dekat ibu kota Damaskus, pada Jumat. Sementara lembaga penyiaran Turki mengonfirmasi intervensi negaranya lewat laporan, "Pesawat Turki mengirim sinyal peringaran dan melakukan pengacakan sinyal jet tempur Israel agar mereka keluar dari ruang udara Suriah."

Baca Juga

Para pejabat Turki dilaporkan frustrasi atas perluasan operasi Israel di Suriah, di mana aksi serangan udara Israel dinilai Ankara sebagai ancaman bagi kepentingan mereka di Suriah dan stabilitas kawasan. Kementerian Luar Negeri Turki telah meminta Israel untuk menghentikan serangan udaranya, mengingatkan bahwa, "pada tahapan sensitif di Suriah saat ini, adalah kewajiban bagi komunitas internasional untuk berkontribusi menegakkan stabilitas dan keamanan di Suriah".

Israel selama ini menegaskan mereka sebagai "pelindung" bagi komunitas Druze di Suriah. Namun demikian, mayoritas Druze di Suriah menjaga jarak dengan Israel dan bahkan serangan Israel di Suweida membunuh empat warga Druze.

Adapun Turki, memposisikan sebagai pendukung pemerintah Suriah dan memberikan sinyal kemungkinan mengirim pasukan dan sistem pertahanan udara ke objek vital strategis seperti pangkalan T4 dan Hama, yang keduanya belakangan menjadi target serangan udara Israel. Bagi Israel, terus berkembangnya kehadiran Turki di Suriah menjadi tantangan bagi upaya mereka mencaplok wilayah dan mengontrol sebagian wilayah Suriah usai tergulingnya Presiden Bashar al-Assad pada Desember 2024.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement