REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Kebakaran hutan menyebar di area luas yang dikuasai Israel pada Rabu malam, mengelilingi lokasi sipil dan militer. Kebakaran kali ini disebut sebagai kebakaran terbesar yang pernah melanda Israel.
Pada konferensi pers di komunitas pengungsi Eshtaol pada Rabu malam, komandan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Distrik Yerusalem, Shmulik Friedman, memperingatkan bahwa kebakaran di perbukitan Yerusalem “mungkin merupakan yang terbesar yang pernah terjadi di negara ini,” dan bahkan belum bisa dipadamkan.
Menurut Times of Israel, dia mencatat bahwa kobaran api terjadi di dekat Mesilat Zion, dekat Beit Shemesh, sekitar pukul 09.30, dan dengan cepat terbawa ke barat oleh angin kencang sebelum berpindah arah ke timur.
"Mengenai aktivitas kami, ini akan terus berlanjut dalam waktu yang sangat lama. Kami masih jauh dari kendali [atas kebakaran]," katanya. Ia memperingatkan bahwa kebakaran mungkin akan terus bertambah parah, karena angin diperkirakan akan semakin kencang dan mencapai kecepatan hingga 90-100 kilometer per jam.
Pihak berwenang mengumumkan keadaan darurat, meminta bantuan asing, dan mengkonfirmasi penangkapan tiga orang yang dicurigai terlibat dalam pembakaran di pegunungan Yerusalem.

Sejak Rabu pagi, kebakaran besar telah berkobar di pegunungan sebelah barat Yerusalem, menyebar ke wilayah yang luas dan membuat lalu lintas terhenti di jalan-jalan utama. Kebakaran terjadi di dekat jalan raya Yerusalem-Tel Aviv, menyebabkan sedikitnya 22 orang terluka.
“Kami masih jauh dari bisa mengendalikan api besar-besaran,” kata komandan pemadam kebakaran Israel di Yerusalem yang diduduki. Otoritas Kebakaran Israel mengumumkan bahwa "yang terbaik, kami mungkin dapat mengendalikan api besok pagi."
Saat kegelapan mulai turun pada Rabu malam, komandan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Distrik Yerusalem memperingatkan akan adanya masa-masa kritis yang panjang di masa depan, ketika petugas pemadam kebakaran memadamkan kebakaran hutan yang tidak terkendali yang berkobar di pinggiran Yerusalem tanpa ada tanda-tanda mereda.
Kebakaran di kawasan perbukitan Yerusalem terjadi pada Rabu pagi, dan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan melaporkan kebakaran di setidaknya lima lokasi. Api menyebar dengan cepat, gelombang panas yang menyengat dan angin kencang membuat kobaran api sulit dikendalikan.
People are leaving their cars and running away from forest fires in Israel today pic.twitter.com/ImKq0L2yJh
— Disasters Daily (DisastersAndI) April 30, 2025
Pada Rabu malam, dinas pemadam kebakaran mengatakan pihaknya memiliki 163 tim pemadam kebakaran di lapangan dan 12 pesawat pemadam kebakaran yang memerangi kebakaran di sekitar Yerusalem di beberapa titik api utama.
Puluhan unit pemadam kebakaran lainnya menangani kebakaran tambahan di seluruh negeri pada saat yang bersamaan. Puluhan orang terluka, namun tidak ada yang berada dalam kondisi serius.
Sekitar 11.700 dunam (2.900 hektar) terbakar dalam kobaran api, menurut perkiraan Keren Kayemeth LeIsrael pada Rabu malam. Dana Nasional Yahudi, yang mengatakan Taman Kanada, dekat Latrun, hampir seluruhnya terbakar.
Menteri Pertahanan menginstruksikan komando militer untuk mengerahkan pasukan untuk membantu petugas pemadam kebakaran dalam menangani kobaran api. “Kita berada dalam keadaan darurat nasional, dan semua kekuatan harus dikerahkan untuk menyelamatkan nyawa dan mengendalikan kebakaran,” katanya.
Terrifying scenes on Israel’s Highway 1. Drivers abandoned their cars and fled on foot to escape the raging fires. First responders and soldiers are going vehicle by vehicle to ensure no one was left behind. pic.twitter.com/gTeg9jUUjk
— Aviva Klompas (AvivaKlompas) April 30, 2025
Media Israel melaporkan bahwa tim pemadam kebakaran dikepung api di sebelah barat Yerusalem karena angin kencang. Kebakaran dilaporkan mengelilingi tentara Israel di pangkalan militer di sebelah barat Yerusalem.
Channel 12 mengutip komandan Yerusalem dan Brigade Pusat Komando Front Dalam Negeri yang mengatakan, "Kami masih belum mengetahui kebenaran tentang bagaimana kebakaran besar terjadi."